jpnn.com, BOGOR - Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menyatakan rencana Presiden Amerika Serikat Donald Trump mencabut semacam "tarif khusus" atau GSP (Generalized System Preferences) bagi Indonesia bukan ancaman besar.
"Tadi kita lihat geopolitik, Indonesia di AS ranking 17 dan juga dari segi impor dan ekspor. Kami tidak melihat ini akan menjadi ancaman yang besar bagi Indonesia," ucap Airlangga usai rapat internal kabinet di Istana Bogor, Jawa Barat pada Senin (9/7).
BACA JUGA: Golkar Belum Diajak Bicara oleh PDIP soal Cawapres Jokowi
Namun demikian pihaknya menyatakan bahwa pemerintah terus berkomunikasi dengan AS. Di sisi lain menyosialisasikan sektor yang belum termanfaatkan, terutama produk-produk yang masih di dalam GSP untuk diekspor ke AS.
"Memang, sesuatu yang biasa GSP di-review. GSP tidak mencerminkan sesuatu hal dengan perdagangan Indonesia. Semua negara yang punya GSP di-review, tapi Indonesia jadi salah satu negara yang dilakukan review tahun ini," jelas menteri yang juga Ketum Golkar.
BACA JUGA: Airlangga Yakin Banget Dukungan TBG Bakal Kerek Suara Jokowi
Pihaknya juga menyebutkan bahwa saat ini sedang dikaji beberapa produk komoditas ekspor yang menjadi prioritas akan dilakukan harmonisasi. Misalnya kelapa sawit, industri tekstil hingga otomotif.
"Ada beberapa prioritas yang dibahas. Ini sejalan dengan industri 4.0, dan Kemenperin ada 10 komoditas ekspor manufaktur Indonesia," tambahnya. (fat/jpnn)
BACA JUGA: TGB Dukung Jokowi, Golkar Kukuh Sodorkan Airlangga
BACA ARTIKEL LAINNYA... Indonesia Harus Siap Ancaman Perang Dagang Donald Trump
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam