jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Zainudin Amali menyebutkan olahraga berperan penting dalam memperkuat karakter bangsa, mempererat persatuan, kebhinekaan serta nasionalisme di tengah masyarakat.
Pernyataan ini disampaikan Menpora Amali saat menjadi narasumber dalam acara Diskusi Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) bertajuk “PON XX Papua, Bangun Nasionalisme dan Kebersamaan” secara virtual, Senin (13/9) siang.
BACA JUGA: Bamsoet: Menpora Amali Banyak Berkontribusi Memajukan Olahraga Indonesia
Hadir pula sebagai narasumber dalam acara ini, Ketua Umum Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Pusat, Marciano Norman, Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR).
“Tentu saya sangat setuju di samping empat pilar yang digencarkan MPR, untuk olahraga juga penting untuk memperkuat karakter bangsa, mempererat persatuan kita, kemudian kebhinekaan dan nasionalisme,” ujar Menpora Amali.
BACA JUGA: Motif Penembakan Winarso Terungkap, Ternyata Dipicu Korban Pindah Dukungan
Sebab, menurut Menpora Amali, ada dua kejadian di mana Indonesia Raya dan Bendera Merah Putih dikibarkan yakni saat kedatangan kepala negara suatu negara ke satu negara dan pada saat atlet berprestasi di ajang internasional.
“Jadi kalau kita pandang seperti itu, maka akhirnya kita merasa bahwa olahraga ini sangat penting untuk pembangunan karakter bangsa, untuk nasionalisme dan untuk patriotisme,” pungkasnya.
Menpora Amali kemudian memaparkan sejumlah karakter yang harus dimiliki para atlet antara lain, pertama adalah kedisiplinan.
“Karena seorang atlet kalau tidak disiplin pasti dia akan tertinggal dan pelatihnya akan mengeluarkan dia. Jadi awal-awal dipaksakan, lama-lama menjadi kebiasaan dan dia punya karakter kedisplinan,” ujarnya.
Kedua, yakni karakter kerja keras. Menurutnya, rata-rata seluruh atlet yang berprestasi di duni adalah mereka yang bekerja keras.
“Jadi dia harus disiplin, dia harus kerja keras. Dan yang ketiga dan sportivitas. Sportivitas itu menjadi menjadi rohnya olahraga, kalau dia kalah, dia kalah. Ya, kalau dia menang, sudah dia dia menang,” katanya.
Kemudian selanjutnya yakni rasa optimisme. Menpora mengatakan semua atlet pasti memiliki rasa optimisme untuk meraih kemenangan dalam suatu pertandingan. Bahlan, dicontohkan Menpora Amali para atlet difabel Indonesia yang berhasil meraih 9 medali pada Paralimpiade Tokyo 2020 beberapa waktu lalu.
“Rasa optimisme sangat penting dan mereka menunjukkan bahwa kami sama dengan atlet-atlet nondifabel,” pungkasnya.
Selain itu, karakter yang juga penting dimiliki atlet adalah kerjasama tim untuk olahraga yang dilakukan secara tim. Sebab, sehebat apapun fisik dan sebagus papaun teknik dan skill tapi kalau tidak bekerja sama maka tidak akan bisa berhasil.
“Teknik bagus, skill bagus, tapi kalau dia tidak bisa bekerja sama tim, maka tim itu juga tidak akan berhasil dan tidak berprestasi,” tukasnya.
Di samping itu, karakter yang tak kalah penting adalah olahraga mempersatukan. Hal itu bahkan terlihat saat para atlet Indonesia meraih prestasi di ajang Olimpiade dan Paralimpiade bar-baru ini dimana semua masyarakat bersatu dan tidak ada lagi perbedaan.
Menpora juga mencontohkan di mana olahraga mepersatukan yakni ketika momen Asian Games 2018 lalu. Di mana kala itu, suhu politik lagi hangat menjelang kontestasi Pilpres 2019.
Ketika itu, atlet Pencak Silat Hanifan Yudani Kusumah, yang mendapatkan medali emas berhasil mempersatukan dua calon presiden di atas panggung yakni Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
BACA JUGA: Mencurigakan, Mobil Innova Tak Bertuan Diperiksa Polisi, Isinya Mengejutkan
“Jadi di sinilah menunjukkan bahwa olahraga bisa mempersatukan, walaupun perbedaan apapun. Kemarin kita menyaksikan, mungkin saja posisi atau pandangan politik kita berbeda. Tetapi tidak terlihat lagi pada saat kita menyaksikan atlet kita mendapat prestasi yang baik. Jadi karakter-karakter yang ditimbulkan dalam olahraga,” tukasnya.(dkk/jpnn)
Redaktur : Budi
Reporter : Muhammad Amjad