Menpora Siap Paparkan Kelakuan PSSI di Depan Utusan FIFA

Tak Mau Terus Dibully, Simpan Roadmap Pembenahan PSSI

Kamis, 11 Juni 2015 – 00:00 WIB
Menpora Imam Nahrawi (kanan) dan Sekretaris Kemenpora Alfitra Salamm dalam rapat kerja di Komisi X DPR, Rabu (10/6) malam. Foto: istimewa

jpnn.com - JAKARTA - Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Iman Nahrawi mengaku siap buka-bukaan soal keputusannya membekukan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di depan delegasi FIFA. Sebab, selama ini Asosiasi Federasi Sepak Bola Internasional itu hanya mendengar secara sepihak dari PSSI dan tak pernah menggubris pemerintah Indonesia.

Imam mengatakan, sebenarnya pemerintah sudah berencana mengirim delegasi untuk menemui petinggi FIFA guna menjelaskan carut-marut persepakbolaan nasional dan pembekuan PSSI. Namun, FIFA justru tak merespon pendekatan yang dilakukan pemerintah Indonesia.

BACA JUGA: Diego Simeone: Tevez akan Membuat Atletico Ideal

“Saya sesalkan FIFA tidak pernah menggubris (delegasi, red) dari pemerintah. Ada fakta-fakta dalam waktu panjang yang seharusnya diterima FIFA. Tapi FIFA menolak delegasi (pemerintah Indonesia, red). Tapo kabarnya (perwakilan FIFA, red) akan datang ke Indonesia. Nanti kami paparkan,” ujar Imam dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR di Jakarta, Rabu (10/6) malam.

Imam juga menyesalkan pihak-pihak yang menyebut pemerintah tidak berhak melakukan intervensi ke PSSI. Padahal, katanya, tanpa intervensi pemerintah tak mungkin PSSI bisa memanfaatkan stadion dan mengantongi izin penyelenggaraan kompetisi.

BACA JUGA: Pertahankan Pembekuan PSSI, Dorong Tim Transisi Gulirkan Kompetisi

Ia menegaskan, keputusan membekukan organisasi yang dipimpin La Nyalla Mattalitti itu hendaknya tidak dilihat sebagai persoalan pribadi. “Ada yang menyebut  seakan-akan saya hambat seseorang di kongres. Ini murni karena persoalan yang ada. Kita tegakkan aturan undang-undang,” tegasnya.

Terkait desakan agar Imam merevisi ataupun mencabut surat keputusannya tentang pembekuan PSSI, menteri asal Partai KebangkitanBangsa (PKB) itu menegaskan, langkah tersebut harus didasari prinsip yang disepakati bersama. Termasuk kesepakatan soal keadilan dan transparansi. Hal itu pula yang dibahas dalam pertemuannya dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla beberapa waktu lalu.

BACA JUGA: Persebaya Asli Bakal Tanding Lagi di Gelora Bung Tomo

Sponsorship dan hak siar harus transparan. Ada Rp 100 miliar hak siar untuk ISL (Indonesia Super League, red). Kalau Kemenpora tak lakukan itu (pembekuan PSSI, red), mungkin saja itu tidak pernah terbuka. Padahal PSSI lembaga publik yang harus transparan,” tandas Imam.

Lebih lanjut Imam mengungkapkan, Kemenpora sudah memilik roadmap pembinaan sepak bola di tanah air. Namun, ia masih menyimpannya. Sebab, Imam khawatir jika roadmap itu dibuka ke publik justru rencana pemerintah akan diganjal.

“Kemenpora tidak memublikasikan roadmap itu, karena kalau dibuka diganjal, dituduh dan diputarbalikkan secara nyata,” ucapnya.

Imam menambahkan, dirinya selama ini sudah jadi bulan-bulanan alias di-bullu karena membekukan PSSI. Namun, mantan sekretaris jenderal PKB itu memilih tak melayani serangan ke dirinya melalui media

“Ada hinaan ke saya. Saya disebut jahat dan gak punya perasaan.  Saya tidak mungkin melayani cacian. Meskipun bisa saja mengadukan ke Komisi Penyiaran Indonesia, atau delik aduan (lapor polisi, red),” imbuhnya.

Karenanya Imam berharap melalui kongres luar biasa (KLB) PSSI pada 2016 nanti, induk sepak bola tertinggi di tanah air itu bisa memilih pengurus yang berintegritas dan memiliki kompetensi. Imam mengaku optimistis persepakbolaan nasional akan lebih baik setelah KLB PSSI pada tahun depan.

“Saya minta maaf, ini risiko. Tapi bilamana ingin sehat, kita minum obat. Semoga setelah kongres luar biasa (PSSI) 2016, Indonesia bisa temukan jati diri,” ucapnya.(ara/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Iker Casillas Tinggalkan Real Madrid


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler