Menpora Wacanakan Dana Abadi untuk Atlet

Selasa, 11 November 2014 – 06:00 WIB

jpnn.com - JAKARTA - Problem olahraga di Indonesia memang erat dengan pendanaan. Kucuran dana pemerintah yang telat seringkali melemahkan motivasi atlet. Belum lagi mengenai hari tua olahragawan setelah pensiun.

Dari hasil pertemuan dengan cabang olahraga (cabor) Menpora Imam Nahrawi tercetus ide menyediakan dana abadi olahraga. Peruntukan dana abadi tersebut bisa berbagai macam. Termasuk memberikan tali asih buat para mantan atlet.

BACA JUGA: Inter Ingin Mancini, Mazzarri Diambang Pemecatan

"Saya ingin berdiskusi dengan pihak ketiga soal dana abadi ini. Dana abadi ini menjadi cadangan yang tidak akan terganggu kepentingan di sana-sini. Untuk pencairan juga tak akan terlalu ribet," kata Imam Senin (10/11) di Kantor Kemenpora.

Ide dana abadi itu lahir setelah Imam melihat banyak atlet di usia senja hidup sengsara. Suami Shobibah Rohmah itu berharap dana abadi olahraga nantinya dikelola dengan prosedur yang beda dari pemerintah. Sebab, Imam menginginkan pencairan dana abadi tersebut bisa diambil sewaktu-waktu dan birokrasinya lebih fleksibel.

BACA JUGA: Komdis Panggil Panpel PSS

"Kurang lebih bentuknya semacam dana bencana. Jadi dana ada ketika untuk hal-hal yang mendadak dan tak bisa ditunda lagi," ucap Imam.

Pengumpulan dana abadi olahraga tersebut membutuhkan peran dari banyak pihak. Mengenai darimana sumber dana, apakah bekerja sama dengan pihak swasta serta stake holder terkait, Imam sedang menggodok matang rencana itu.

BACA JUGA: Siap Bertahan, RD Sodorkan Catatan

Nah, di antara semua cabor yang ada di Indonesia mungkin hanya bulu tangkis dan induk organisasinya PP PBSI yang memiliki dana abadi. Dana tersebut dihimpun sejak era 1990-an atau era kepemimpinan Try Sutrisno (1984-1992) sebagai nahkoda PP PBSI.

Wakil Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto menyatakan dana abadi PP PBSI saat ini jumlahnya mencapai lebih Rp 10 Miliar dan disimpan di salah satu bank swasta di tanah air. Dana tersebut dari masa ke masa terus bertambah. Sebab, ada kewajiban moral dari setiap periode kepengurusan untuk memupuk dana semakin banyak.

"Kalau di PP PBSI dari dana abadi itu hanya boleh digunakan 80 persen dari bunga dana abadi. Dana abadi ini aturan penggunaan hanya untuk situasi darurat. Syukurlah, tidak pernah diutak-atik sampai sekarang," jelas Budi, sapaan Achmad Budiharto.

Bahkan untuk pemberian bonus PP PBSI tak memakai dana abadi itu. Sebab, bonus ataupun apresiasi pemain berprestasi sudah ada dana dari sponsor.

Mengenai wacana pemerintah memiliki dana abadi, Budi menilai sebagai hal positif. Namun, yang harus ditinjau siapa yang berhak menerima, bagaimana aturan penggunanaan dana, darimana dana diperoleh harus jelas.

"Dana abadi ini rawan diselewengkan kalau tidak diatur dengan jelas. Harus ada tanggung jawab terstruktur dari pengelolanya," tutur Budi.(dra/ham)
    

 

 


Menp ora Wacanakan Dana Abadi

JAKARTA " Permasalahan olahraga di Indonesia memang erat dengan pendanaan. Kucuran dana pemerintah yang telat sering kali menjadi melemahkan motivasi atlet. Belum lagi mengenai hari tua olahragawan setelah pensiun.
    Dari hasil pertemuan dengan cabang olahraga (cabor) Menpora Imam Nahrawi tercetus ide menyediakan dana abadi olahraga. Peruntukan dana abadi tersebut bisa berbagai macam. Termasuk memberikan tali asih buat para mantan atlet.
    "Saya ingin berdiskusi dengan pihak ketiga soal dana abadi ini. Dana abadi ini menjadi cadangan yang tidak akan terganggu kepentingan disana-sini. Untuk pencairan juga tak akan terlalu ribet," kata Imam kemarin (10/11) di Kantor Kemenpora. Ide dana abadi itu lahir setelah Imam melihat banyak atlet di usia senja hidup sengsara.
    Suami Shobibah Rohmah itu berharap dana abadi olahraga nantinya dikelola dengan prosedur yang beda dari pemerintah. Sebab Imam menginginkan pencairan dana abadi tersebut bisa diambil sewaktu-waktu dan birokrasinya lebih fleksibel.
    "Kurang lebih bentuknya semacam dana bencana. Jadi dana ada ketika untuk hal-hal yang mendadak dan tak bisa ditunda lagi," ucap Imam.
    Pengumpulan dana abadi olahraga tersebut membutuhkan peran dari banyak pihak. Mengenai darimana sumber dana, apakah bekerja sama dengan pihak swasta serta stakeholder terkait, Imam sedang menggodok matang rencana itu.
    Nah, diantara semua cabor yang ada di Indonesia mungkin hanya bulu tangkis dan induk organisasinya PP PBSI yang memiliki dana abadi. Dana tersebut dihimpun sejak era "90-an atau era kepemimpinan Try Sutrisno (1984-1992) sebagai nahkoda PP PBSI.
    Wakil Sekretaris Jendral PP PBSI Achmad Budiharto menyatakan dana abadi PP PBSI saat ini jumlahnya mencapai lebih Rp 10 Miliar dan disimpan di salah satu bank swasta di tanah air. Dana tersebut dari masa ke masa terus bertambah. Sebab ada kewajiban moral dari setiap periode kepengurusan untuk memupuk dana semakin banyak.
    "Kalau di PP PBSI dari dana abadi itu hanya boleh digunakan 80 persen dari bunga dana abadi. Dana abadi ini aturan penggunaan hanya untuk situasi darurat. Alhamdulillah, tidak pernah diutak-atik sampai sekarang," jelas Budi, sapaan Achmad Budiharto.
    Bahkan untuk pemberian bonus PP PBSI tak memakai dana abadi itu. Sebab bonus ataupun apresiasi pemain berprestasi sudah ada dana dari sponsor.
    Mengenai wacana pemerintah memiliki dana abadi, Budi menilai sebagai hal positif. Namun yang harus ditinjau siapa yang berhak menerima, bagaimana aturan penggunanaan dana, darimana dana diperoleh harus jelas.
    "Dana abadi ini rawan diselewengkan kalau tidak diatur dengan jelas. Harus ada tanggung jawab terstruktur dari pengelolanya," tutur Budi. (dra)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Alonso Siap Balik ke McLaren


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler