Menristek Bambang Brodjonegoro Sedang Galau

Rabu, 11 Desember 2019 – 09:11 WIB
Menristek/BRIN Bambang Brodjonegoro. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset dan Teknologi/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (Menristek/BRIN) Bambang Brodjonegoro mengungkapkan kegalauannya terhadap kualitas peneliti Indonesia. Pasalnya, hanya 15 persen yang berkualitas S3.

Berdasarkan data yang ada, peneliti di Indonesia saat ini paling banyak disumbang dari perguruan tinggi, terutama dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN BH) dan Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN BLU).

BACA JUGA: Menristek Bambang Optimistis Mampu Tambah Dua Unicorn Baru di 2020

"Statistiknya menunjukkan bahwa sumber daya peneliti di Indonesia adalah dari PTN-BH, urutannya yang paling banyak pertama dari PTN- BH, kedua dari PTN-BLU, dan yang ketiga dari Kementerian/Lembaga," ungkap Menteri Bambang, Selasa (10/12).

Dia berharap peneliti dari perguruan tinggi maupun dari lembaga dan kementerian dapat bersinergi untuk menghasilkan inovasi yang bermanfaat bagi masyarakat dan perekonomian negara. Ia menjelaskan salah satu tantangan dari ekosistem penelitian di Indonesia adalah kualitas SDM peneliti.

BACA JUGA: Menristek Dorong Pengembangan Baterai Kendaraan Listrik dari Garam Dapur

Saat ini peneliti di Indonesia masih didominasi peneliti dengan kualifikasi di bawah S3. Bambang mendorong agar peneliti di Indonesia baik di perguruan tinggi maupun di institusi penelitian lainnya untuk terus meningkatkan kompetensinya, salah satunya dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

"Meskipun banyak orang mengatakan bahwa menjadi peneliti tidak harus S3, tetapi tetap saja kita akan memahami bahwa S3 itu diadakan untuk mencetak peneliti, maka dari itu jumlah 15 persen peneliti S3 ini masih kurang dan harus diperbanyak. Pemerintah telah menyiapkan berbagai skema beasiswa untuk memfasilitasi peneliti untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang S3," kata Bambang.

Dia menambahkan, perguruan tinggi memiliki peran dalam pengembangan iptek dan inovasi era industri 4.0 dalam membangun SDM yang berkualitas sesuai dengan kebutuhan, mengembangkan iptek dan inovasi berbasis industri 4.0.

Selain itu perguruan tinggi juga berperan menjadi produsen invensi dan inovasi untuk daya saing dan kesejahteraan masyarakat serta berkontribusi pada pembangunan nasional, dan pengembangan peradaban bangsa.

"Penelitian yang ada di perguruan tinggi memiliki peran penting dalam pengembangan iptek dan inovasi era industri 4.0 serta diharapkan riset dan inovasi dari perguruan tinggi mampu mengembangkan iptek, meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa," katanya. (esy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler