Menristek Dikti Nasir Jadi Saksi Terpilihnya Nasih sebagai Rektor Unair

Minggu, 31 Mei 2015 – 03:41 WIB
Rektor Unair terpilih, Prof Dr Mohammad Nasih (tengah), diapit Prof dr Djoko Santoso (kanan) dan Dr Umi Athiyah. Foto Satria Nugraha/Radar Surabaya/JPNN.com

jpnn.com - JPNN.com SURABAYA – Pemilihan rektor (pilrek) Universitas Airlangga (Unair) periode 2015–2020 berjalan mulus. Prof Mohammad Nasih terpilih sebagai rektor secara aklamasi.

Keputusan tersebut ditetapkan oleh Majelis Wali  Amanah  (MWA)  yang diketuai Sudi Silalahi. ”Sebelum  pemilihan,  kami mendengarkan  lagi  visi  dan misi mereka tanpa pertanyaan. Setelah itu, kami langsung lakukan  musyarawah  mufakat dan sepakat untuk aklamasi,” kata Sudi seperti yang dilansir Radar Surabaya (Jawa Pos Group), Sabtu (30/5).

BACA JUGA: Foto Peserta SBM PTN Bermasalah, Boleh Ikut Ujian tapi Langsung Didiskualifikasi

Dia  menerangkan bahwa proses aklamasi dilakukan sesuai dengan kesepakatan seluruh MWA yang hadir.

Sudi menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang membuat MWA memilih Nasih.  Salah  satunya,  visi  dan  misi yang  disampaikan  Nasih  mampu meyakinkan MWA. Nasih memaparkan konsep  dan  strategi  supaya Unair menjadi perguruan tinggi negeri (PTN) terdepan di Indonesia.

BACA JUGA: Pendaftar SBM PTN Tembus 47 Ribu

Pemilihan rektor Unair itu dihadiri 19 di antara 21 anggota MWA. Di antaranya adalah Sudi Silalahi (ketua), Hatta Ali, Chairul Tanjung, Mohammad Nuh, Dwi Soetjipto, Fasich, Mohamad Dikman Angsar, Frans Limahelu, Mohammad Faried, Sri Hajati, Moh. Alim Alamsyah, dan Susetiyono.

Selain itu, Muhammad Amin, Imam Prihandono,  Junaidi  Khotib,  Widi Hidayat, Bandri Munir Sukoco, serta Febryan Kiswanto.

BACA JUGA: Target 800 Ribu Pelamar Tak Tercapai

Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Muhamad Nasir yang duduk sebagai anggota MWA diwakili Patdono Suwignjo selaku sekretaris Ditjen Dikti.

Dua orang yang absen adalah Triyono Wibowo  (duta  Indonesia  untuk  PBB) dan Mahmudin  Yasin  (staf  Kementrian BUMN).

”Proses rapat MWA dimulai pukul 14.20. Prosesnya, per kandidat dipanggil dan diberi kesempatan bicara selama 10 menit. MWA sama sekali tidak mengajukan pertanyaan. Pukul 15.30, MWA lakukan rapat tertutup tanpa kandidat. Hasilnya, Prof  Nasih  ditetapkan  secara  aklamasi sebagai  rektor  terpilih,”  papar  Kepala Humas Unair Bagus Ani Putra.

Setelah  penetapan  MWA,  Nasih menuturkan bahwa proses aklamasi mengantarkannya   sebagai   orang nomor  satu  baru  di  rektorat  Unair.

”Ujungnya,  demokrasi  itu  musyawarah. Tidak ada aturan harus voting. Dampak sosial kalau voting, munculkan bisa pernyataan, kok ini yang dipilih di kalangan kandidat,” paparnya.

Nasih  yang  memiliki  kedekatan dengan Nasir juga setuju jika MWA menetapkan rektor secara aklamasi. Alasannya, aklamasi bisa menghindari dampak  psikologis  pasca  pemilihan.

”Soal  kandidat  lain  sebagai  warek (wakil rektor), dulu (lima tahun lalu) juga  begitu.  Lima  tahun  lalu  Prof Fasih menjadi rektor. Saya yang saat itu  juga  kandidat  akhirnya  menjadi warek. Karena saya di bidang ekonomi dan  keuangan,  akhirnya  menjadi warek  II.  Prof  Syahrani,  kandidat carek lain, lima tahun lalu akhirnya menjadi warek I,” urai pria asli Panceng, Gresik, tersebut.

Setelah pemilihan, MWA juga mengusulkan supaya dua kandidat lain, Prof dr Djoko  Santoso  dan  Dr  Umi Athiyah, dijadikan warek pasca pelantikan Nasih  yang  dijadwalkan  pada  16  Juni mendatang. Meski demikian, dua kandidat tersebut belum mengiyakan.

Nasih mengatakan akan membicarakan  hal  tersebut.  ”Nanti  soal  dua kandidat itu kami bicarakan. Semua akan  kebagian  pekerjaan,”  ujarnya.

Dia mengusulkan perlunya tambahan seorang  warek  sehingga  kelak  ada empat  warek.  Warek  keempat  akan mengurusi  penelitian  supaya  lebih banyak dan terarah. Tugas lain warek IV  adalah  menangani  publikasi.  

Selama ini penelitian ditangani warek I yang mengurusi   kemahasiswaan. Warek II bertugas di bidang keuangan serta warek III di umum dan alumni. (han/awa/jee/awa/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Liberalisasi Perguruan Tinggi Dianggap Orderan IMF


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler