jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset, Teknologi /Kepala Badan Riset Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Brodjonegoro mengatakan vaksin Covid-19 yang ada sekarang tidak akan menimbulkan daya tahan tubuh seumur hidup.
Ada waktu di mana daya tahan tubuh yang dimunculkan dari vaksin tersebut akan berkurang atau habis.
BACA JUGA: Menkes Jangan Pakai Data Warga dari KPU untuk Mendata Penerima Vaksin Covid-19
Oleh karenanya diperlukan vaksinasi kembali di kemudian hari, sehingga keberadaan Vaksin Merah Putih tidak bisa ditawar-tawar lagi.
“Artinya ini adalah suatu kebutuhan dan bukan pelengkap, bahwa sekarang kita belum terlibat pada vaksinasi tahap awal, ini lebih karena sudah ada vaksin yang telah jauh dikembangkan lebih cepat," kata Bambang Brodjonegoro, Senin (25/1).
BACA JUGA: Divonis 7 Bulan Penjara, Catherine Wilson Bilang Begini
Menurut Bambang, inilah saat yang terbaik juga untuk para peneliti mempelajari dan update kemampuan teknologi dalam pengembangan vaksin di Indonesia.
Terutama dalam platform pengembangan vaksin Covid-19.
BACA JUGA: Bupati Sleman Positif Covid-19 Usai Divaksin Sinovac, dr Tirta Merespons Begini
"Saya mendorong institusi yang terlibat mengembangkan dengan platform yang berbeda,” tambah Menteri Bambang.
Dikatakannya, dalam jangka pendek memang lebih cepat hanya fokus pada satu platform. Namun pemerintah tidak hanya fokus pada vaksin Covid-19.
Mengingat di Indonesia sendiri masih banyak penyakit seperti malaria, demam berdarah, Hepatitis B yang juga terus membutuhkan vaksin.
“Kita juga harus berpikir ke depan. Kita tidak pernah tahu pandemi jenis apa lagi yang akan datang mengganggu kehidupan manusia. Sudah saatnya kita lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan pandemi di masa depan yang belum bisa dibayangkan seperti apa, momentum kemandirian vaksin harus dimanfaatkan sebaik-baiknya,” terang Menteri Bambang.
Sementara, Ketua Tim Pengembang Vaksin Merah Putih Universitas Indonesia (UI) Budiman Bela mengungkapkan, saat ini pihaknya mengembangkan penelitian terkait empat platform vaksin, yaitu Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), Ribonukleat Acid (RNA), Sub unit Rekombinan, Viral Like Particles (VLP).
Masing-masing jenis platform ini mempunyai kelebihan dan kekurangan serta banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika memilih suatu platform vaksin.
Yaitu tingkat perlindungan, tingkat efektifitas, keamanan, serta tingka kemudahan proses produksi (manufaktur) dan distribusinya.
Vaksin DNA yang UI kembangkan sudah pada tahap uji coba pada hewan. Sebentar lagi akan masuk tahap stabilitas dan efisiensi produksi.
"Diharapkan setelah itu, vaksin DNA ini bisa segera memasuki tahap uji pre-klinik. Sedangkan platform vaksin yang lain masih pada tahap perancangan dan konstruksi,” ungkap Budiman Bela. (esy/jpnn)
Kamu Sudah Menonton Video Terbaru Berikut ini?
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad