Menristekdikti Mohamad Nasir Ingin Banyak Profesor di Bawah 40 Tahun

Rabu, 24 Juli 2019 – 18:06 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir di sela-sela pengukuhan Profesor Agus Hermanto. Foto: Mesya/JPNN.com

jpnn.com, SEMARANG - Menristekdikti Mohamad Nasir menyoroti minimnya jumlah profesor di Indonesia, yang saat ini hanya sekira 5.500 orang.

Begitu juga jumlah doktoralnya hanya sekira 35 persen dari total dosen secara nasional. Padahal harusnya di atas 60 persen.

BACA JUGA: Temui Presiden Jokowi, Wakil Ketua Wanbin PD Mengaku Bawa Urusan Pribadi

"Dosen-dosen di perguruan tinggi harus dirangsang untuk menjadi profesor. Sekarang kebanyakan profesor tua. Yang repot kalau mereka (profesor tua) sudah pensiun atau meninggal, makanya harus didorong dosen-dosen muda untuk menjadi guru besar," kata Menteri Nasir usai menyaksikan pengukuhan Prof Dr Agus Hermanto di Universitas Negeri Semarang (Unnes), Rabu (25/7).

Dia berharap gelar profesor yang diraih Agus bisa menambah guru besar di Indonesia. Di samping merangsang dosen-dosen muda untuk mengejar gelar doktoral dan guru besar. Agus adalah politikus Partai Demokrat yang juga wakil ketua DPR RI dengan seabrek kesibukannya.

BACA JUGA: Hanya Sedikit Dosen Tertarik Program Pengenalan Teknologi Terbaru ke Luar Negeri

"Meski sibuk sebagai wakil rakyat, Prof Agus bisa melaksanakan tugasnya sebagai dosen di Unnes dan melakukan riset kemudian mempublikasikannya dalam jurnal internasional bereputasi. Dosen-dosen muda jangan kalah," terangnya.

BACA JUGA: Prof Ojat Darojat Dukung Kehadiran Rektor dan Dosen Asing

BACA JUGA: Polibatam Punya Hanggar, Menteri Nasir Yakin Lulusannya Siap Kerja di Maskapai Besar

Menteri Nasir menambahkan, jumlah dosen di Indonesia ada sekitar 290 ribu orang. Idealnya, jumlah profesornya minimal 10 persen atau 29 ribu orang. Sementara profesor yang ada hanya 5.500. Angka ini sangat jauh dari ideal.

Dia mengungkapkan, banyak kendala dalam pencapaian gelar guru besar. Salah satunya masalah publikasi internasional yang bereputasi. Dosen-dosen muda terbilang malas menulis jurnal ilmiah. Mereka lebih senang mengajar dan kemudian melakukan pengabdian di masyarakat. Berbeda dengan dosen asing yang senang riset dan mempublikasikannya dalam jurnal internasional bereputasi.

"Karena itu saya terus mendorong lewat berbagai kebijakan agar lahir-lahir profesor muda di bawah 40 tahun. Makin banyak profesor muda antara 35-40 kian baik untuk peningkatan mutu pendidikan di Indonesia," tutupnya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Menteri Nasir: Dua Juta Anak Miskin Bakal Kuliah Gratis


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler