jpnn.com - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyatakan, akan memberikan beasiswa perguruan tinggi bagi anak-anak korban aksi terorisme.
Sedangkan kepada mantan pelaku aksi terorisme, akan diberikan pembinaan di dunia usaha yang berkaitan dengan teknologi.
BACA JUGA: Energi Baru Terbarukan Mestinya Disubsidi Pemerintah
"Rekonsiliasi yang mempertemukan 124 mantan pelaku teror dengan 51 korban aksi terorisme, yang kali pertama diadakan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) ini sangat baik. Barangkali ini pertama kali di dunia," ujar Menteri Nasir yang hadir sebagai pembicara di acara BNPT, Senin (28/2).
Dia mengungkapkan, mahasiswa berkarakter unggul merupakan salah satu upaya yang digagas Kemenristekdikti dalam penangkalan radikalisme di kalangan mahasiswa.
BACA JUGA: Ubah Paradigma, Dikotomi PTS dan PTN Harus Dihilangkan
Kemenristekdikti bersama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), perguruan tinggi dan peneliti-peneliti ilmu sosial hingga saat ini tengah melakukan survey radikalisme dan wawasan kebangsaan pada pelajar dan mahasiswa.
“Surveynya belum selesai, tapi hingga Mei 2017 pernyataan untuk siap berjihad demi tegaknya khilafah pada kelompok mahasiswa mencapai 23,4 persen dan pada pelajar 23 persen,” tuturnya.
BACA JUGA: Tenang, Perguruan Tinggi Asing Hanya untuk Prodi Tertentu
Angka tersebut merupakan sinyal yang harus disikapi semua pihak, baik pemerintah, perguruan tinggi, sekolah, orang tua maupun masyarakat umum mengenai pentingnya menumbuhkan kembali rasa nasionalisme dan cinta tanah air.
Pasalnya, masalah Negara Kesatuan Republik Indonesia, UUD 1945 dan Pancasila sudah final.
Lunturnya pemahaman kebangsaan, lemahnya kemampuan berpikir kritis sivitas akademika, serta muatan kurikulum yang tidak mampu mencukupi kebutuhan mahasiswa untuk menangkal radikalisme dan penyalahgunaan teknologi informasi, menjadi sebab mengapa munculnya radikalisme di lingkungan kampus.
“Hal yang harus dilakukan demi menciptakan mahasiswa berkarakter unggul adalah penguatan tri dharma perguruan tinggi. Bagaimana manajemen mengelola mahasiswa dan perguruan tinggi, ini harus kita lakukan bersama-sama” ucap Menteri Nasir. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Tahap Awal 5 Kampus Asing, Hanya di Jakarta
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad