jpnn.com, SEMARANG - Menristekdikti Mohamad Nasir meminta para pimpinan politeknik untuk melakukan transformasi besar-besaran dalam kurikulum pendidikan. Program studi yang ada 50 persen harus sesuai kebutuhan zaman alias kekinian.
"Politeknik harus jadi pabrik tenaga kerja profesional, maka para direktur poltek mesti berani bertransformasi dengan melahirkan program studi yang sesuai kebutuhan industri dan era digitalisasi," kata Menteri Nasir saat konpers pengumuman PMDK-PN 2019 di Politeknik Negeri Semarang, Selasa (16/4).
BACA JUGA: Pengumuman Kelulusan Seleksi PMDK PN, 16.666 Siswa Lolos ke Politeknik Negeri
Dia menyebutkan, saat ini masyarakat sudah beranggapan politeknik bukan lagi pilihan kedua. Kemenristekdikti juga telah menyiapkan beasiswa Bidikmisi bagi 10 ribu calon mahasiswa politeknik yang lolos seleksi melalui jalur PMDK-PN (Penelusuran Minat dan Kemampuan Politeknik Negeri) dan UMPN (Ujian Masuk Politeknik Nasional).
Untuk menjadikan politeknik sebagai nomor satu penghasil tenaga kerja profesional, lanjut Menteri Nasir, infrastrukturnya harus dibenahi. Contohnya, laboratorium harus diperbaiki agar mahasiswa bisa lebih banyak praktek.
BACA JUGA: Pemilu 2019: Pesan Menristekdikti untuk Mahasiswa dan Para Dosen
BACA JUGA: Lulusan SMA Sederajat Membeludak, Berpotensi Menambah Pengangguran
"Kami terus mengembangkan perkuliahan 3:2:1. Tiga semester belajar teori, dua semester di industri, satu semester menyelesaikan skripsi," ucapnya.
BACA JUGA: Nilai UTBK SBMPTN 2019 Tunggu 10 Hari
Selain pembenahan infrastruktur, Menteri Nasir juga mendorong 43 politeknik negeri yang ada bekerja sama dengan industri. Ke-43 poltek ini sudah menggandeng industri tapi kuantitasnya harus ditambah. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Menristekdikti Apresiasi Berdirinya Universitas Perwira Purbalingga
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad