jpnn.com, JEMBER - Menristekdikti Mohamad Nasir menargetkan 500 Akademi Komunitas berbasis pesantren di Indonesia. Akademi berbasis pesantren ini dikembangkan berdasarkan potensi daerah masing-masing.
Harapan Nasir itu disampaikan usai melakukan peresmian dan penyerahan Surat Keputusan Pendirian Akademi Komunitas di dua Pesantren di Jember yaitu Akademi Komunitas Al-Hasan dan Akademi Komunitas Asshuniyah.
BACA JUGA: Menristekdikti Mohamad Nasir Ingin Banyak Profesor di Bawah 40 Tahun
Akademi Komunitas Al-Hasan fokus pada pengembangan produk kopi. Sedangkan Akademi Komunitas Asshuniyah fokus pada bidang perikanan dan kelautan. Akademi komunitas berbasis pesantren tersebut berupa perguruan tinggi jenjang pendidikan Diploma 1 (D-1) dan Diploma 2 (D-2) yang bertujuan menyiapkan tenaga kerja yang profesional.
“Harapannya nanti para santri di samping menguasai ilmu agamanya, juga punya kompetensi yang lain di luar bidang agama. Program ini untuk menyiapkan tenaga kerja yang terampil dan profesional,” terangnya saat kunker ke Jember, Kamis (10/10).
BACA JUGA: Profil Jazilul Fawaid: 6 Tahun di Pesantren, Kini Wakil Ketua MPR
Dia mengungkapkan, pengetahuan umum tidak kalah penting bagi para santri sebagai modal dalam menjalani kehidupan. Terutama pada era kemajuan di bidang teknologi digital pada era revolusi industri 4.0. Sehingga setelah keluar dari pesantren, para santri diharapkan bisa menciptakan lapangan kerja dan bukan menjadi pencari kerja.
“Tidak lagi santri ke depan hanya pencari kerja, tapi bagaimana bisa menciptakan lapangan kerja. Bukan job seeker, tetapi job creator. Ini yang harus kita dorong,” tandasnya. (esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad