Mensos Ingin Kapal Untuk Kegiatan Sosial

Tunggu Anggaran Bahan Bakar

Rabu, 09 Mei 2012 – 06:29 WIB

JAKARTA- Jika Menag Suryadharma Ali berharap bisa memiliki pesawat khusus jemaah haji, Mensos Salim Segaf Al Jufri juga punya keinginan yang hampir serupa. Bedanya, Salim ingin mempunyai kapal yang khusus digunakan untuk kegiatan sosial.

"Jadi memang kita ingin memiliki kapal untuk membangun semangat solidaritas dan kesetiakawanan sosial. Kapal tersebut nantinya akan memberikan bantuan-bantuan sosial di berbagai daerah di Indonesia, khususnya daerah-daerah terpencil," jelas Salim saat ditemui di gedung Kemendikbud, kemarin (8/5).

Politikus PKS tersebut menuturkan, kapal solidaritas sosial tersebut sudah ada. Kapal tersebut merupakan pemberian dari TNI Angkatan Laut. Menurut rencana, kapal dengan kapasitas 300 orang itu akan mengangkut para relawan sosial dari pihak outsourcing. Mereka akan berlayar menuju daerah-daerah terpencil. "Diantaranya yang kita prioritasnya daerah Maluku, Ambon dan NTT (Nusa Tenggara Timur)," jelas Salim.

Para relawan tersebut, lanjut Salim, berasal dari berbagai yayasan sosial. Mereka akan memberikan bantuan sosial. Diantaranya, membangun rumah tidak layak huni, memasang kaki palsu, hingga memberikan bantuan beras. "Banyak hal yang bisa dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan sosial masyarakat di daerah-daerah terpencil," katanya.

Ketika ditanya kenapa memilih kapal dibanding pesawat, Salim menjelaskan, secara keseluruhan biaya operasional kapal lebih murah. "Kalau pesawat kan harganya saja sudah mahal, belum yang lain-lain," ujar menteri 57 tahun itu.

Salim pun merencanakan, kapal solidaritas sosial tersebut bisa mulai beroperasi tahun ini. Sebab, persiapannya sudah cukup matang. Saat ini, pihaknya tengah menunggu kucuran anggaran untuk bahan bakar kapal yang diperkirakan mencapai Rp 4-5 miliar. "Kapal sudah siap, tinggal tunggu bahan bakarnya aja. Kita menunggu pembahasan APBN-P. Mungkin setelah bulan Juli, bisa cair anggarannya," katanya.

Pengadaan kapal solidaritas sosial tersebut merupakan salah satu upaya untuk mengurangi angka kemiskinan. Seperti diketahui, berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada bulan Maret 2011, angka kemiskinan masih mencapai 30,03 juta jiwa atau 12,49 persen dari total jumlah penduduk Indonesia. (Ken)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Pengangguran di Banten Tertinggi se-Indonesia


Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler