jpnn.com, LUWU - Menteri Sosial Tri Rismaharini melakukan observasi sepanjang perjalanan menuju lokasi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan.
“Nah kalau terjadi longsor. Kemudian akses tertutup, yang saya khawatirkan kebutuhan pangan dari warga di beberapa titik ini tidak bisa terpenuhi,” kata Mensos.
BACA JUGA: Komisi VIII Dorong Penyerapan Anggaran dan Akselerasi Program Kemensos
Risma juga mendengarkan masukan dan pengamatan langsung, kemudian dia mengidentifikasi ada 8 titik lokasi rawan.
Pada 8 titik inilah Kemensos akan mendirikan tempat penyediaan bufferstock. Pada setiap tempat tersebut akan disiapkan kebutuhan pokok berupa makanan siap saji, selimut, tenda gulung, family kit, matras, kasur lipat, beras, air bersih dan bbm.
BACA JUGA: Kemensos Sebut Ada Ribuan Orang Mendaftar jadi Komisioner KND
Dia pun meminta jajarannya untuk menyiapkan tempat penyediaan bufferstock bagi penyintas bencana di Luwu.
Pasalnya, menurut Risma sapaan karib Mensos, lokasi kejadian yang merupakan pegunungan dan sulit di akses.
BACA JUGA: Mensos Risma Angkat Seorang Mahasiswa yang Selamat dari Longsor Bekerja di Kemensos
“Ini harus diantisipasi. Di sini wilayahnya pegunungan dan aksesnya sulit. Harus dipastikan kebutuhan logistik masyarakat tetap bisa disiapkan, jika terjadi bencana di kemudian hari,” kata Mensos saat mengunjungi lokasi bencana tanah longsor dan banjir bandang di Desa Ilanbatu, Kecamatan Walenrang Barat, Kabupaten Luwu, Provinsi Sulawesi Selatan (06/10).
“Dengan adanya bufferstock (yang mudah diakses) diharapkan kebutuhan pangan masyarakat tidak terganggu,” imbuhnya.
Eks Wali Kota Surabaya itu menyebut Kemensos akan bekerja sama dengan Bupati Luwu, Polri, dan TNI untuk memastikan kelancaran penyediaan bufferstock.
Secara bersama-sama dan terkoordinasi, instansi terkait tersebut akan menentukan beberapa titik yang ada rumahnya sebagai tempat penyediaan bufferstock .
“Kita sebagai manusia diwajibkan berusaha,” katanya.
Selain akses jalan, bencana juga menimbulkan kerusakan pada alur sungai dan prasarana komunikasi. Untuk itu Mensos akan berkordinasi dengan Kementerian PUPR dan Kementerian Kominfo agar melakukan perbaikan.
Di lokasi bencana, Mensos dan rombongan berkeliling dan melihat dari dekat prasarana yang rusak diterjang banjir dan longsor.
Risma meninjau dapur umum yang dikelola Tagana yang memasok makanan siap saji untuk penyintas bencana. Selain itu, menyambangi posko kesahatan, shelter logistik, dan kebutuhan para korban.
Mensos menyampaikan duka mendalam untuk korban meninggal dunia. Risma memotivasi agar keluarga tabah dan ikhlas dalam menerima cobaan. Menurut Risma, pemerintah pusat, daerah, dan instansi terkait bekerja membantu meringankan beban masyarakat.
“Mudah-mudahan kondisi segera pulih, dan masyarakat bisa beraktivitas kembali,” katanya.
Pada kesempatan tersebut, Mensos Risma juga memberikan santunan kepada 4 ahli waris korban meninggal dunia akibat bencana yang terjadi pada Minggu (3/10), masing-masing sebesar Rp 15 juta, sehingga total Rp 60 juta.
Kemensos telah hadir sejak bencana terjadi melalui Tagana, dengan menyalurkan bantuan.
Gudang Regional Makassar menyalurkan bantuan berupa makanan siap saji sebanyak 300 paket, makanan anak 600 paket, matras 200 lembar, selimut 200 lembar, family kids 200 paket, tenda gulung merah 200 paket, dan satu unit perahu karet.
Adapun total bantuan ini Rp 306.036.300,-
Gudang Dinsos Provinsi Sulsel menyalurkan makanan anak 100 paket, makanan siap saji 181 paket, matras 50 paket, tenda gulung merah 70 lembar, selimut 15 lembar, kasur 30 unit, peralatan dapur keluarga 15 paket, food ware 25 paket, family kit 100 paket, kids ware 50 paket. Nilai bantuan Rp 138.499.123. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia