jpnn.com, BOGOR - Menteri Sosial Tri Rismaharini berharap Taruna Siaga Bencana (Tagana) tidak hanya mampu menyalurkan berbagai paket bantuan kepada para korban bencana, tapi tapi perlu memiliki kemampuan lain.
“Kemampuan itu adalah analisis situasi bencana," kata Mensos Risma saat menyambut sambutan kegiatan kesiapsiagaan penanganan bencana yang dilaksananakan Pusat Pendidikan dan Pelatihan Kesejahteraan Sosial (Pusdiklat Kessos) secara daring.
BACA JUGA: Mensos Risma Punya Pesan Khusus untuk Relawan Tagana, Begini Kalimatnya
Dia kemudian menceritakan pengalaman meninjau lokasi bencana longsor di Sumedang yang awalnya korban hanya 9 orang.
Kemudian banyak yang bergerak untuk menolong tanpa analisa bencana hingga akhirnya longsor susulan datang dan mengakibatkan jumlah korban malah bertambah menjadi 37 orang.
BACA JUGA: Kekeringan di Bantul Meluas, PMI Gandeng Tagana Percepat Droping Air Bersih
"Itu bukti pentingnya analisis bencana," tegasnya.
Untuk diketahui, Badan Pendidikan Penelitian dan Penyuluhan Sosial (BP3S) melalui Pusdiklat Kessos menggelar pelatihan untuk kesiapsiagaan penanganan bencana bagi 60 orang dari unit pelaksana teknis (UPT) Kementerian Sosial dari seluruh Indonesia.
BACA JUGA: Mensos Tri Rismaharini: Salam dari Bapak Presiden untuk Tagana
Kegiatan dilaksanakan 7-13 November yang dipusatkan di Tagana Centre, Babakan Madang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
“Kekuatan Kemensos itu terletak di balai-balai yang berada di daerah. Sebab, kalian paling dekat dengan lapangan jika terjadi bencana dan masalah sosial lainnya," ujar Mensos Risma.
Dia mengatakan Tagana harus mempunyai semangat muda, dan jika terjadi bencana jangan sampai hanya menjadi operator saja.
"Di lapangan kalian harus tahu apa yang dikerjakan. Jangan sampai menjadi penonton dan operator saja, kita harus bisa menganalisis langkah apa yang akan diambil selanjutnya," pesannya.
Kepala BP3S Hartono Laras menyampaikan pentingnya pelatihan untuk SDM Tagana karena bencana alam di Indonesia terus terjadi di berbagai daerah.
“Menghadapi bencana alam kita butuh kesiapan Tagana dan kemampuannya harus diperhatikan dipersiapkan sebaik mungkin dari waktu ke waktu," kata Hartono.
Staf Ahli Menteri Bidang Perubahan dan Dinamika Sosial Adi Karyono mengapresiasi langkah BP3S melalui Pusdiklat Kessos dalam pelaksanaan diklat SDM Tagana tersebut.
"Kami apresiasi sekali langkah BP3S dalam pelaksanaan Diklat ini yang kita harus bersinergi, berkoordinasi lintas sektor dalam penanganan bencana, " kata Adi.
Pembukaan Pelatihan Kesiapsiagaan Penanganan Bencana dihadiri Dirjen Perlindungan dan Jaminan Sosial Pepen Nazaruddin, Sekretaris BP3S Amin Raharjo,Direktur Pelayanan Sosial Lanjut Usia Andi Hanindito, dan Kepala Pusdiklat Kessos Rasman. (mrk/jpnn)
Simak! Video Pilihan Redaksi:
Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi