Mensos Serukan Perlindungan Sosial Bagi Pekerja Kemanusiaan

Rabu, 23 Agustus 2017 – 20:16 WIB
Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa dalam Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia di Kawasan Relokasi Hunian Tetap Siosar Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (23/8). Foto: istimewa for jpnn

jpnn.com, KARO - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa menyerukan perlindungan pekerja sosial dan warga sipil dalam berbagai bencana alam dan konflik kemanusiaan di dunia.

Hal ini disampaikan Khofifah dalam Peringatan Hari Kemanusiaan Sedunia yang dipusatkan di Kawasan Relokasi Hunian Tetap Siosar Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara, Rabu (23/8).

BACA JUGA: Khofifah Bersama Putera-Puteri Pahlawan Serukan Revitalisasi dan Aktualisasi Pancasila

Tema yang diangkat tahun ini adalah Perlindungan Warga Sipil, Pekerja Kemanusiaan dan Semua Pihak yang Terdampak Konflik.

"Dalam setiap kejadian bencana alam maupun konflik, harus dipahami bersama bahwa seluruh pekerja kemanusiaan bukan sasaran, They Are Not A Target," tutur Mensos.

BACA JUGA: Bloomberg Sebut Khofifah Tokoh Perempuan Berpengaruh di Pemerintahan Jokowi-JK

Dikatakan Khofifah, dalam penanganan konflik sosial maupun bencana kemanusiaan seringkali pekerja kemanusiaan mempertaruhkan nyawa mereka. Bahkan menjadi korban saat melakukan tugas kemanusiaan terhadap masyarakat terdampak bencana dan konflik.

Maka, lanjutnya, dalam memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia ini, adalah saat yang tepat untuk meneguhkan komitmen perlindungan terhadap pekerja kemanusiaan berdasarkan prinsip-prinsip dasar kemanusiaan.

BACA JUGA: Mensos Apresiasi Terobosan Veri-Vali Data Miskin Pemprov Bengkulu

Mensos mengungkapkan pemerintah Indonesia telah berkontribusi secara aktif memberikan dukungan pada berbagai bencana kemanusiaan. Di antaranya Chile, Pakistan, Turki, Myanmar, Vietnam, Laos, Phipippines, Thailand, Haiti, Kamboja, Jepang, Australia, Korea Utara dan Vanuatu.

Pekerja kemanusiaan dari Indonesia juga telah bekerja di negara yang berisiko tinggi seperti Rakhine State, Myanmar, Somalia dan lainnya.

Ini menunjukan Indonesia bukan sebuah negara yang hanya mendapatkan bantuan kemanusiaan tetapi juga pemberi bantuan kemanusiaan kepada negara yang terkena bencana, baik secara bilateral maupun melalui keanggotaannya dalam Asosiasi Negara-negara Asia Tenggara (ASEAN).

Hari Kemanusiaan Sedunia dirayakan setiap tanggal 19 Agustus, dilatarbelakangi pemboman Kantor PBB di Baghdad pada tahun 2003 yang menewaskan 22 pekerja kemanusiaan.

Hari Kemanusiaan ini bertujuan untuk mengenang jasa-jasa para pekerja kemanusiaan yang mempertaruhkan nyawanya demi pelayanan kemanusiaan dan memberikan dukungan bagi mereka yang terdampak krisis di seluruh dunia.

Kementerian Sosial bekerja sama dengan UN OCHA (Badan PBB di Bidang Urusan Kemanusiaan) serta mitra organisasi kemanusiaan lainnya mengambil inisiatif untuk memperingati Hari Kemanusiaan Sedunia guna memberikan penghargaan bagi pekerja kemanusiaan yang telah
mempertaruhkan nyawa mereka untuk upaya kemanusiaan.

Sementara itu Perwakilan UNHCR untuk Indonesia Thomas Vargas mengatakan
Indonesia melalui Kementerian Sosial telah menjadi contoh bagi dunia dalam perlindungan bagi sesama.

"Indonesia telah melakukan bagiannya dengan sangat baik dalam hal perlindungan warga sipil dan pekerja kemanusiaan," katanya.

Dia mencontohkan Hunian Tetap Siosar yang merupakan lokasi relokasi bagi penyintas Erupsi Gunung Sinabung. Ini merupakan satu bentuk usaha perlindungan yang dilakukan pemerintah Indonesia dalam konteks kebencanaan. Tercatat 384 Kepala Keluarga berada di pengungsian ini.(jpnn)

 

BACA ARTIKEL LAINNYA... Pak Jokowi Minta Uang Ini Tak Dipakai Beli Pulsa dan Rokok


Redaktur & Reporter : Budi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler