jpnn.com, JAKARTA - Banyak faktor yang memicu masyarakat letih secara mental menghadapi pandemi Covid-19. Apalagi, wabah yang berjangkit serempak di mana-mana ini sudah berlangsung sepuluh bulan lebih.
"Itu bisa terjadi kepada siapa pun. Apalagi, pandeminya sudah berlangsung sepuluh bulan lebih," kata Kepala Divisi Psikiatri Forensik sekaligus Ketua Prodi Spesialis Kedokteran Jiwa Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Rumah Sakit Cipta Mangunkusumo (FKUI-RSCM), dr. Natalia Widiasih Raharjanti dalam acara bincang-bincang bersama Satgas Covid-19 di Graha BNPB, Jakarta, Senin (11/1).
BACA JUGA: Saran dari Bu Dewi Soemarko di Tengah Kejenuhan Menghadapi Pandemi Covid-19
Dokter Natalia mengatakan pandemic fatique atau keletihan secara mental akibat pandemi merupakan respons yang sangat normal dan bisa terjadi kepada siapa saja, terlebih karena pandemi yang telah menimbulkan banyak masalah dan membatasi banyak aktivitas masyarakat itu telah berlangsung lama.
Secara umum, orang-orang memang mengalami keletihan secara mental akibat pandemi yang berkepanjangan.
BACA JUGA: COVID-19 Mengamuk di Tanah Kelahiran, Tiongkok Mulai Kewalahan
Keletihan itu sebenarnya dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya adalah dari sudut pandang bagaimana seseorang itu memosisikan situasi bencana yang sedang ia hadapi.
"Jadi pandemic fatigue itu juga dipengaruhi bagaimana seseorang itu memosisikan situasi bencana yang sedang dijalani. Apakah karena situasi yang berkepanjangan dan enggak tahu selesainya kapan. Selain itu, kok ternyata di sekitar, di lingkungan, datanya makin lama makin cuek," katanya.
BACA JUGA: Video Tenaga Kesehatan Tolak Vaksin Covid-19 Viral
Pandangan seseorang terhadap situasi yang sedang ia hadapi dapat memengaruhi kondisi orang tersebut secara mental.
Karena itu, bagaimana orang itu melihat situasi yang sedang terjadi dapat juga menyebabkan orang tersebut mengalami keletihan secara mental.
Selain karena pandangan tertentu yang menekan kesehatan mental, banyaknya keterbatasan dan hilangnya pekerjaan atau kesempatan juga dapat memengaruhi kapasitas mental seseorang.
"Ini normal. Kalau kehilangan pekerjaan, kehilangan pendapatan, wajar menjadi stres, sehingga menyebabkan keletihan secara mental," katanya.
Namun demikian, meski berbagai keterbatasan dan kendala yang dihadapi masyarakat membuat mereka menjadi tertekan, bahkan menjadi letih secara mental, Natalia berharap agar masyarakat tetap bersabar menghadapi ujian pandemi dengan terus berdisiplin menerapkan protokol kesehatan.
Selain dapat melindungi diri sendiri, mematuhi protokol kesehatan saat berinteraksi dengan orang lain juga dapat melindungi orang lain dari potensi penularan Covid-19.
"Untuk itu, semuanya harus saling menjaga, karena semua orang sebenarnya berperan. Bahkan, ketika bapak ibu walaupun di dalam rumah tetap pakai masker, menjaga jarak, maka sepuluh bulan yang dilakukan itu sangat berperan melambatkan dan menurunkan jumlah angka kematian tanpa disadari," kata Natalia. (antara/jpnn)
Yuk, Simak Juga Video ini!
Redaktur & Reporter : Adek