JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Suswono mendapat sorotan miring terkait melonjaknya harga bawang merah dan bawang putih di pasaran dalam negeri belakangan ini.
Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, mengaku mendapat informasi yang menyebutkan bahwa Suswono lamban dalam mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
"Saya mendengar, sebenarnya dari dirjen sudah keluar tapi agak lambat di mentan-nya. KPK harus menelusuri, agar kasus daging, kasus bawang, tidak terulang lagi," ujar Fadli dalam dialog bertema 'Bawang, Antara Cerita dan Derita', di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3).
Menurut Fadli, mestinya RIPH itu sudah keluar Januari 2013, namun nyatanya baru keluar Maret ini. Dengan memperlambat keluarnya RIPH, lanjutnya, maka hal itu memancing pengusaha-pengusaha importir untuk melobi menteri. "Ini modus perburuan rente, seperti kasus daging," ulasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu meyakini melonjaknya harga bawang bukan semata-mata karena mekanisme pasar tetapi memang sudah ada pihak yang merangcangnya. Ini terlihat dari tidak adanya upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produksi bawang putih, yang lebih dari 95 persen kebutuhan dalam negeri dipasok dari impor.
Lagi-lagi, tuding Fadli, memang ada upaya untuk memasok kebutuhan bawang putih dari negara lain. "Karena dengan impor, ada rente, ada komisi," cetusnya. (sam/jpnn)
Sekretaris Jenderal Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), Fadli Zon, mengaku mendapat informasi yang menyebutkan bahwa Suswono lamban dalam mengeluarkan Rekomendasi Impor Produk Hortikultura (RIPH).
"Saya mendengar, sebenarnya dari dirjen sudah keluar tapi agak lambat di mentan-nya. KPK harus menelusuri, agar kasus daging, kasus bawang, tidak terulang lagi," ujar Fadli dalam dialog bertema 'Bawang, Antara Cerita dan Derita', di Warung Daun, Cikini, Jakarta, Sabtu (16/3).
Menurut Fadli, mestinya RIPH itu sudah keluar Januari 2013, namun nyatanya baru keluar Maret ini. Dengan memperlambat keluarnya RIPH, lanjutnya, maka hal itu memancing pengusaha-pengusaha importir untuk melobi menteri. "Ini modus perburuan rente, seperti kasus daging," ulasnya.
Wakil Ketua Umum Partai Gerindra itu meyakini melonjaknya harga bawang bukan semata-mata karena mekanisme pasar tetapi memang sudah ada pihak yang merangcangnya. Ini terlihat dari tidak adanya upaya pemerintah dalam hal ini Kementerian Pertanian (Kementan) untuk menggenjot produksi bawang putih, yang lebih dari 95 persen kebutuhan dalam negeri dipasok dari impor.
Lagi-lagi, tuding Fadli, memang ada upaya untuk memasok kebutuhan bawang putih dari negara lain. "Karena dengan impor, ada rente, ada komisi," cetusnya. (sam/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Diduga Mirip Modus Kasus Impor Daging
Redaktur : Tim Redaksi