jpnn.com - JAKARTA - Kenaikan harga kedelai yang dikeluhkan oleh banyak pengusaha tahu dan tempe ternyata membawa dampak lain bagi petani. Menurut Menteri Pertanian Suswono, kenaikan harga itu justru membuat petani bergairah untuk memperluas lahan menanam kedelai.
"Sekarang dengan harga kedelai mahal, petani mulai bergairah. Beberapa daerah sudah mulai mengembangkan, misalnya di Aceh ada penambahan 50 ribu hektar, di NTB 30 ribu hektar," ujar Suswono di kompleks Istana Negara, Jakarta, Kamis, (12/9).
BACA JUGA: Indonesia Butuh 500 Ribu Hektare Lahan Kedelai
Jika lahan kedelai diperluas dan dijual harga menarik, kata dia, maka hal itu akan menguntungkan semua pihak. Dulunya, papar Suswono, Indonesia pernah mengalami swasembada kedelai lokal pada tahun 1992. Saat itu, luas lahan panen kedelai mencapai 1,6 juta hektare. Petani saat itupun diuntungkan dengan harga kedelai yang lebih tinggi dibanding harga beras.
Namun, setelah keran impor kedelai dibuka maka tidak ada lagi pengendalian atau proteksi. Harga kedelai impor tentu lebih murah dari kedelai lokal. Akhirnya, para petani merasa tidak diuntungkan dan memilih komoditas lain yang lebih menguntungkan.
BACA JUGA: Perajin Tempe Masih Tolak Produksi
Saat ini yang menguntungkan adalah tebu,padi, dan jagung Di beberapa tempat, kata menteri asal Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, petani menanam kedelai hanya untuk selingan saja.
Karenanya Suswono berharap harga kedelai stabil sehingga produsen kedelai bertambah dan Indonesia tidak perlu impor kedelai lagi. "Kami akan berusaha agar harga kedelai tidak akan turun. Kami berharap agar harga kedelai tetap baik untuk petani. Jadi kami ingin ketika petani menjerit, pemerintah juga memperhatikan dan menjadi perhatian media. Jadi jangan hanya ketika konsumen menjerit baru jadi pemberitaan," tuturnya.
BACA JUGA: Harga Gula Lokal Tak Terpengaruh Global
Suswono juga mengatakan, rendahnya minat petani Indonesia menanam kedelai lantaran harganya yang terlalu murah. Padahal biaya produksi kedelai per kilo saja mencapai Rp 6.500. Bila marginnya sekitar 30 persen, maka harga kedelai mendekati Rp 8.500 per kilogram (kg).
Untuk itu, lanjut Suswono, Indonesia perlu menambah areal penanaman kedelai sekitar 500.000 hektare lagi untuk bisa memenuhi sebagian besar kebutuhan kedelai dalam negeri. Sebab saat ini, lahan yang digunakan petani untuk menanam kedelai semakin menyusut, tinggal 700.000 ha dari sebelumnya 1,6 juta ha. Ia berharap lahan diperluas melalui lahan-lahan yang terlantar saat ini.(flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Konsumsi Domestik Melambat
Redaktur : Tim Redaksi