jpnn.com, MAKASSAR - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman berharap para profesor dan akademisi di bidang pangan turut menginspirasi masyarakat untuk menjaga pola makan sehat dengan gizi seimbang.
Ini disampaikan Menteri Amran saat menjadi pembicara di Seminar Nasional dan Peresmian Produk Pangan dan Nutrisi Sehat sebagai Dasar Layanan Kesehatan di Rumah Sakit bersama para dokter dan akademisi di RS Universitas Hasanuddin, Makassar, Kamis (15/2).
BACA JUGA: Jawa Barat Siap Sergap 7.000 Ton Gabah Setiap Hari
"Ini luar biasa, ini pertama kalinya kami kuliah umum di rumah sakit. Di depan para dokter. Ternyata benar adanya. Kita melakukan preventif yaitu dijaga makanannya, semuanya sehingga bisa mengurangi penyakit, biaya kesehatan, mengurangi beban negara. Jadi harus hidup sehat," ujar Amran.
Karena itu, menurut Amran, hasil pangan dari pertanian pun harus memadai agar bisa memberikan gizi yang baik bagi masyarakat.
BACA JUGA: Petani Gorontalo Bisa Naik Haji Berkat Panen Jagung
Terkait ini, kata Amran, Indonesia harus bisa mewujudkan swasembada protein dalam negeri.
Berbagai hasil pangan pertanian mengandung protein harus mencukupi kebutuhan masyarakat.
BACA JUGA: Bulog Diminta Optimal Serap Gabah dan Jagung di Gorontalo
"Gizi kan bukan dari daging saja. Jangan lagi cerita swasembada daging. Sekarang swasembada protein. Bisa dari telur. Telur kita sudah ekspor, ayam kita sudah ekspor ke enam negara. Ikan melimpah. Proteinnya kalau tidak salah, 17 persen. Persoalannya bagaimana kita mengedukasi masyarakat supaya hidup sehat. Makan sesuai kebutuhan, bukan keinginan," tegas menteri asal Sulawesi Selatan tersebut.
Amran mengaku dia bahkan menolak saat pemerintah Brasil menawarkan impor daging ayam ke Indonesia.
Pasalnya, Indonesia sekarang sudah berkecukupan bahkan mengekspor ke negara tetangga.
"Saya katakan kami sudah ekspor ke enam negara untuk ayam. Berarti protein tersedia cukup untuk negeri kita. Persediaan melimpah," lanjutnya.
Menteri Amran meminta untuk mewujudkan masyarakat Indonesia yang sehat sebaiknya pangan yang dikonsumsi adalah hasil pertanian dalam negeri.
Kualitas hasil pertanian di Indonesia sama bagusnya dengan luar negeri sehingga bisa diekspor.
"Alasan mendasar kenapa harus dengan produk kita sendiri, karena itu masih fresh. Langsung petik dan konsumsi. Kedua meningkatkan kesejahteraan petani, ketiga sehat. Terakhir dignity, kehormatan bangga dengan negerinya dan hasil produksinya," pungkas Amran. (flo/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Malaysia dan Filipina Butuh 4 Juta Ton Jagung dari Indonesia
Redaktur & Reporter : Natalia