Mentan Kongkretkan Kerja Sama Kementerian dengan Universitas

Jumat, 25 Mei 2018 – 15:13 WIB
Mentan Amran saat memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya. Foto: Istimewa

jpnn.com, MALANG - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyeriusi penerapan hasil penelitian untuk pengembangan pertanian di Indonesia. Keseriusan itu ditunjukkan dengan komitmen pengaplikasian hasil penelitian dua dosen Universitas Brawijaya.

Hasil penelian itu berupa jagung merah, dan kemudian pupuk. Jagung merah hasil penelitian itu diklaim banyak manfaatnya untuk kesehatan (pangan fungsional) karena mengandung antosianin. Sementara untuk pupuk, diklaim sudah teruji meningkatkan produksi padi hingga 30 sampai 50 persen.

BACA JUGA: Kementan Dorong Kota Malang Jadi Sentra Jeruk Nasional

"Saya minta hasil penelitian pertanian ini langsung diterapkan. Kementan akan siapkan anggarannya," kata Amran ditengah mengisi kulia tamu bertema
'Membangun Pertanian Mandiri dan Berkelanjutan di Era Industri 4.0', di gedung Windyaloka, Universitas Brawijaya pada Jumat (25/5).

Mentan langsung meminta Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jawa Timur untuk memfasilitasi penerapannya dalam skala yang lebih besar.

BACA JUGA: Mentan: BEKERJA jadi Solusi Permanen Mengurai Kemiskinan

Untuk jagung merah, peneliti menyanggupi untuk penerapan di 100 hektar. Lalu untuk pupuk hasil penelitian akan diterapkan di 200 hektar.

"Kita beli pupuk ini, untuk diterapkan di 200 hektar. Kalau terbukti naik 50 persen, kita beli untuk 1.000 bahkan 2.000 hektar," ujar Amran di hadapan ribuan mahasiswa dan dosen Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya.

BACA JUGA: Ekspor Kedelai ke Jepang, Mentan: Permudah Aturan

Sebagai pemegang empat paten bidang pertanian, Amran mengerti betul sulitnya menjadi peneliti, sering kali kerja keras yang tidak sebanding dengan penghargaan yang diterima. Untuk itu, sejumlah terobosan sudah dikeluarkan Menteri Amran untuk mendorong penelitian, diantaranya, menerapkan sistem online dan memberikan insentif kepada peneliti.

"Dulu prosesnya bisa tiga tahun, sekarang sudah online untuk menghemat biaya dan waktu. Peneliti juga bisa memasukkan produknya lewat e-catalog, kita berikan royaltinya. Bahkan ada yang sudah menghasilkan hingga 6 milyar rupiah," papar Amran.

Ke depan, Amran berharap ada kerjasama permanen antara Badan Penelitian dan Pengembangan Kementerian Pertanian di daerah dengan universitas agar penelitian benar-benar aplikatif dan bermanfaat untuk pembangunan bidang pertanian Indonesia. (jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Ingatkan Jangan Ada Lahan Tidur dan Traktor Nganggur


Redaktur & Reporter : Djainab Natalia Saroh

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler