jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo memaparkan beberapa strategi Kementerian Pertanian (Kementan) dalam memastikan stok pangan aman menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
Syahrul mengatakan, langkah ini dilakukan sebagai upaya antisipasi lonjakan permintaan, khususnya untuk komoditas pangan pokok seperti beras dan daging.
BACA JUGA: Mentan Jamin Stok 12 Komoditas Pangan Pokok Aman selama Puasa dan Lebaran
"Menjelang Ramadan dan hari Raya Idul Fitri yang sebentar lagi akan kita (masyarakat-red) hadapi, perlu antisipasi dengan baik terutama terkait dengan ketersediaan pangan pokok di masyarakat," ujar Syahrul dalam Rapat Kerja (Raker) bersama dengan Komisi IV DPR RI di Senayan, Jakarta, Kamis (18/3).
Lebih lanjut, mantan Gubernur Sulawesi Selatan itu menambahkan, secara khusus Kementan memberikan perhatian serius terhadap ketersediaan pangan.
BACA JUGA: Lepas Ekspor Walet Senilai Rp 9,9 Miliar, Mentan: Produk Indonesia Diminati Dunia
Menurut dia, berdasar pengalaman tahun-tahun sebelumnya pada Ramadan dan Idul Fitri banyak hal yang disoroti perihal ketersediaan, kecukupan stok hingga fenomena lonjakan atau penurunan harga pangan.
Langkah yang diambil Kementerian Pertanian yakni melakukan optimalisasi penyediaan pangan dari dalam negeri.
BACA JUGA: Mentan, Mendag, dan Menteri BUMN Lepas Ekspor Produk Pertanian Jatim Senilai Rp 140 Miliar
Di samping itu, lanjut Syahrul mempercepat proses impor untuk komoditas pangan yang belum sepenuhnya dicukupi dari dalam negeri.
"Seperti kedelai, bawang putih, daging sapi, dan kerbau serta gula pasir," papar dia.
Sementara itu, Syahrul mengakui pemerintah telah membuat perhitungan prognosa ketersediaan dan kebutuhan pangan pokok berdasarkan data yang tersedia.
Menukil prognosa neraca pangan pokok, kata dia, hingga Mei 2021 diperkirakan stok dalam keadaan cukup. Beras, kata dia, diperkirakan akan surplus 12,56 juta ton, begitu juga jagung surplus 3,40 juta ton.
"Khusus beras surplus yang terjadi karena pada Maret dan April 2021 ini memasuki panen raya," tegas dia.
Berdasarkan hasil perhitungan hingga Minggu II Maret 2021, sambung dia, menunjukkan stok beras yang tersimpan di berbagai tempat seperti di Bulog, penggilingan, pedagang, PIBC dan lainnya, total stok mencapai 6,79 juta ton.
Selain itu, Syahrul menuturkan, terjadi surplus komoditas jagung di karenakan petani telah memasuki masa panen mulai dari awal tahun hingga Mei 2021.
Tak hanya itu, untuk komoditas lain diperkirakan juga akan tersedia dalam jumlah cukup di antaranya komoditas bawang, cabai, daging ayam ras, telur, gula, dan minyak goreng.
"Dalam rangka meyakinkan publik terkait dengan jaminan ketersediaan pangan pokok saat memasuki Ramadan dan Idul Fitri benar-benar tersedia secara fisik dan harga di petani terjaga dengan baik," ucap Syahrul.
Syahrul memaparkan, langkah antisipasi Kementan dalam menjamin ketersedian pangan pokok di musim panen, yakni mendorong Perpadi/Bulog dan lainnya untuk menyerap gabah panen petani.
Di samping itu, lanjut dia, mengoptimalkan dryer dan gudang penyimpanan untuk menjaga stok yang sudah siap untuk diserap pasar.
Kemudian, Kementan akan menyampaikan Early Warning System (EWS) informasi ketersediaan cabai dan bawang Maret-Juni 2021 ke provinsi dan kabupaten.
"Melakukan konsolidasi dengan asosiasi dan pelaku usaha terkait upaya menjaga pasokan cabai dan bawang," kata dia.
Syahrul memastikan, akan terus meningkatkan koordinasi antarlembaga dalam rangka stabilisasi harga dan ketersediaan bahan pangan pokok jika terjadi gejolak harga dan menjelang hari besar keagamaan nasional (HBKN).
Kementan juga akan mengintensifkan gelar pasar murah di berbagai wilayah.
"Kementerian Pertanian melalui Badan Ketahanan Pangan juga memantau perkembangan harga harian komoditas utama," ujar Syahrul.
Hal itu dilakukan guna mendeteksi kemungkinan terjadinya peningkatan atau penurunan harga ekstrim yang berpotensi meresahkan masyarakat.
"Sehingga bisa segera diantisipasi," ucapnya.
Anggota Komisi IV DPR RI, Sutrisno meminta agar Kementan mengamankan distribusi stok pangan yang sudah di persiapkan ke seluruh daerah.
Dia meminta, ke depan tidak ada daerah yang memiliki stok terbatas, khususnya daerah yang jauh dari daerah produksi yang nanti dapat menyebabkan gejolak seperti kenaikan harga.
"Jadi sudah berapa jauh penyediaan stok pangan menghadapi bulan Ramadan sudah tersebar pada semua wilayah," ucap Sutrisno.
Selain itu, Sutrisno juga sangat meyakini, Indonesia tidak akan kekurangan stok beras pada 2021. Menurutnya, pemerintah tidak perlu melakukan impor beras.
Secara tegas, dia meminta Kementan untuk terus melakukan upaya pengamanan produksi pertanian dalam negeri.
"Sehingga prediksi ketersedian beras yang sudah di rilis oleh Kementan bisa menjadi data riil," papar dia.
Lebih jauh, dia menambahkan, data prediksi produksi beras yang disampaikan oleh Dirjen Tanaman Pangan yang sudah dihitung dari stratanya kabupaten/kota.
Artinya dari metodologi statistik ini sangat rendah tingkat kekeliruannya.
"Saya meyakini prediksi itu juga akan menjadi kenyataan," ucap Sutrisno.(cr3/jpnn)
Redaktur & Reporter : Fransiskus Adryanto Pratama