Mentan Syahrul Yasin Limpo: Kebutuhan Bahan Pokok Nataru Aman dan Terkendali  

Selasa, 22 Desember 2020 – 20:58 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) memastikan ketersediaan bahan pokok untuk menghadapi perayaan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021 kondisi aman dan terkendali. Menurut Mentan SYL, Indonesia memiliki stok beras yang cukup dengan produksi yang masih berlangsung.

"Pangan dasar yang kami kendalikan itu ada 11 dan semuanya dalam kondisi aman. Jadi ada beras, ada jagung, ada gula pasir, ada daging dan ada juga kebutuhan pokok lainnya. Insyaallah 11 komoditas ini aman sampai akhir tahun mendatang," ujar Mentan SYL, Selasa (22/12).

BACA JUGA: Pertamina Jamin Stok BBM, Elpiji, dan Avtur Aman Selama Libur Nataru

Mentan SYL mengatakan, kecukupan 11 bahan pokok ini merupakan hasil kerja keras dari semua pihak, termasuk koordinasi satu data satu pintu dengan Badan Urusan Logistik (Bulog) dan Kementerian Perdagangan (Kemendag) di bawah koordinasi langsung Kementerian Koordinator (Kemenko) Perekonomian. Ia menegaskan bahwa persoalan ketahanan pangan adalah masalah yang paling dalam, kompleks, namun juga starategis.

"Karena itu saya tidak boleh salah prediksi atau salah mengolah data. Alhamdulillah kami terus melakukan koordinasi antarlembaga yang sangat ketat, baik dengan Kemenko, Bulog atau dengan kementerian lain. Kami punya maping yang sama dengan menggunakan digital," katanya.

BACA JUGA: Sesuai Perintah Jokowi, Mentan SYL Didampingi Ridwan Kamil Lepas Ekspor Pertanian

Mentan SYL menambahkan selama ini pihaknya rutin memantau semua perkembangan pasar dan ketersediaan pangan. Terlebih soal ketersediaan beras sebagai kebutuhan utama masyarakat Indonesia. "Makanya ini harus ter-maping dan kami tidak boleh berbeda data dengan  Bulog atau dengan kementerian lain," ujarnya.

Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso menambahkan bahwa kolaborasi Bulog dan Kementan selama ini berjalan dengan baik. Bahkan, Budi menegaskan bahwa Bulog terus memantau jalanya produksi yang ada untuk  menyamakan data sebelum dilakukan penyerapan. Mantan Kepala Bareskrim Polri ini menegaskan bahwa kewajiban Bulog adalah mempersiapkan pangan di seluruh pelosok tanah air.

"Jadi kami mengikuti perkembangan masalah pangan, termasuk masa panen di Kementan. Alhamdulillah kami memiliki ketersediaan pangan yang cukup, ditambah program di Kementan yang membuat produksi makin berjalan. Artinya sampai saat ini tidak melakukan impor,"  ungkap sosok yang karib disapa Buwas itu.

 Deputi Bidang Koordinasi Pangan dan Agribisnis Kemenko Perekonomian Musdhalifah Machmud memastikan bahwa saat ini Indonesia secara keseluruhan mampu melewati defisit pangan. Bahkan, ia menegaskan, Indonesia memiliki stok pangan yang cukup, meski tengah menghadapi pandemi Covid-19.

"Defisit pangan alhamdulillah bisa dilewati. Bahkan dengan kondisi stok pangan kita cukup, meski pandemi Covid-19 masih berlangsung. Ke depan, kami akan terus memantau harga setiap hari untuk mengantisipasi kekurangan dan lonjakan harga. Jadi kalau harga mulai naik, maka kami minta Bulog melakukan operasi pasar. Karena itu Bulog harus segera melakukan penyerapan," katanya.

Berdasar perkiraan ketersediaan beras dan kebutuhan pangan pokok dan strategis nasional sampai dengan akhir Desember 2020, masih tersedia dengan baik. Ketersediaan beras misalnya surplus 6,5 juta ton, jagung surplus 1,5 juta ton, daging sapi surplus 131 ribu ton, dan daging ayam 275 ribu ton. (*/jpnn)

 

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler