Sesuai Perintah Jokowi, Mentan SYL Didampingi Ridwan Kamil Lepas Ekspor Pertanian

Kamis, 10 Desember 2020 – 17:38 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus melakukan optimalisasi berbagai produk sektor pertanian di Indonesia. Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, TANGERANG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) melepas ekspor 26 ton briket arang kelapa ke negara tujuan UMM QASR, Irak.

Selain itu, dalam rangka  peringatan Hari Perkebunan ke-63 Tahun secara virtual, serentak di 22 UPT dilepas 10 ragam komoditas perkebunan dengan nilai ekonomi mencapai Rp 1,68 triliun.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Raih Gatra Awards sebagai Penjaga Pangan dan Pelecut Ekspor

"Saya bersama Bapak Gubernur Jawa Barat (Ridwan Kamil) ditemani Bapak Bupati Tangerang (Ahmed Zaki Iskandar) serta  jajaran eselon 1 Kementerian Pertanian dan eksportir hari ini tidak lain adalah mencoba melakukan optimalisasi berbagai produk sektor pertanian di Indonesia," kata Mentan SYL usai melepas ekspor di kawasan Scientia Square Park, Tangerang, Banten, Kamis (10/12).

Menurut Mentan SYL, Kementan terus terus mendorong akselerasi ekspor sektor pertanian ke beberapa negara.

BACA JUGA: Ekspor Pertanian Makin Mudah Berkat Strategi Badan Karantina Pertanian

Menurutnya, hal itu sesuai perintah dan arahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi bahwa pemulihan ekonomi menjadi prioritas di tengah pandemi Covid-19 yang masih terjadi di seluruh dunia.

"Kami berharap dengan ekspor yang ada mampu memperkuat perekonomian kita di masa yang akan datang khususnya dalam suasana Covid-19," ungkap Mentan SYL.

BACA JUGA: Mentan SYL Lepas Ekspor 6 Komoditas Pertanian Jabar

Mentan SYL mengatakan bahwa pada  masa pandemi Covid-19, akselerasi ekspor Indonesia sektor pertanian cukup menggembirakan.

Hal ini terlihat dari peningkatan kontribusi pada produk domestik bruto (PDB) Triwulan III-2020 yang meningkat Rp 571,87 triliun atau 14,68 persen. 

Menurutnya, salah satu penopang utama pertumbuhan positif PDB sektor pertanian adalah sub sektor perkebunan dengan kontribusi pada Triwulan III-2020 Rp 163 49 triliun atau 28,59 persen.

Sementara, Ridwan Kamil mengatakan produk yang diekspor secara simbolis sebagian berasal dari Provinsi Jabar, yang memiliki tingkat kesuburan tanah tinggi,  sehingga dapat ditanami banyak komoditas pertanian.

"Yang kami banggakan ternyata semua bagian pohon kelapa memiliki nilai ekonomi. Batang kelapa bisa digunakan sebagai tiang rumah, buahnya atau airnya bahkan tempurungnya juga selain untuk kerajinan, ternyata di Timur Tengah dibutuhkan sebagai produk untuk gaya hidup," kata Ridwan.


Kegiatan Menteri KKP Ad Interim

SYL yang juga merangkap Menteri Kelautan dan Perikanan Ad Interim,  melepas ekspor perikanan sebanyak 1.739 ton di New Priok Container Terminal (NPCT 1), Jakarta Utara, di hari yang sama.

Selama Januari-10 Desember 2020, volume ekspor perikanan mencapai 388.655 ton, tumbuh 8,74 persen dibanding periode yang sama 2019 sebesar 357.402 ton.

Tidak hanya itu, dari sisi nilai ekspor juga mengalami peningkatan sebesar 8,09 persen dengan total Rp 20,57 triliun.

"Patut berbangga, di situasi Covid-19 ini  ekspor perikanan tumbuh 8,74 persen dari segi volume, dan tumbuh 8,09 persen dari sisi nilai," kata Syahrul.

Ia menegaskan KKP akan terus menghadirkan pelayanan prima kepada para pelaku usaha. "Serta menawarkan kemudahan serta efisiensi meski di tengah pandemi Covid-19," ungkapnya. 

Kepala Badan Karantina Pertanian (Barantan) Ali Jamil mengatakan  total volume ekspor raya hasil perkebunan  yang dilepas pada hari ini berjumlah 94,9 ribu ton dengan 44 negara tujuan. 

"Sistem perkarantinaan pertanian IQ FAST mencatat komoditas perkebunan yang laris di pasar dunia selain sawit dan produk turunannya adalah kelapa, kopi, karet, mede dan pinang biji. Sementara rempah juga menunjukkan tren permintaan meningkat khususnya di saat musim pandemi," kata Ali.

Berdasar data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS), sektor pertanian mengalami pertumbuhan yang signifikan pada Kuartal I-2020 yakni 2,19 persen dan Kuartal II-2020  tumbuh 2,15 persen (year on year). Lebih dari 70 persen ekspor pertanian disumbang oleh sub sektor perkebunan. 

"Ke depan agar dapat lebih memberikan dampak dan nilai tambah hasil perkebunan ini, kami akan olah dahulu, baru di ekspor," tutup Ali. (*/jpnn),

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur & Reporter : Boy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler