jpnn.com, BANTAENG - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) bersama Bupati Bantaeng Ilham Azikin melakukan panen jagung di lahan seluas 350 hektare di Desa Kaloling, Kecamatan Gantarang Keke, Bantaeng, Sulawesi Selatan, Senin (20/4).
Dengan mengenakan alat pelindung diri (APD) sesuai protokol kesehatan di areal panen, Mentan SYL juga mengingatkan pentingnya kebersamaan dalam penanggulangan pandemi COVID-19.
BACA JUGA: Kementan Gerakkan Pasar Mitra Tani Seluruh Indonesia Jaga Ketersediaan Pangan
“Ini adalah waktu di mana kepedulian kepada kepentingan kehidupan diuji. COVID-19 ini juga menguji keberpihakan kepada rakyat, menguji juga kepedulian kepada bangsa dan negara,” ujar SYL dalam keterangannya, Selasa (21/4).
Dalam situasi seperti ini, SYL mengingatkan ada tiga hal yang harus diwaspadai.
BACA JUGA: Kementan: Panen Padi Jaga Pangan di Masa COVID-19
Pertama, ancaman COVID-19 yang penyebarannya hampir ke seluruh negara.
Kedua, kekeringan yang sudah melanda Vietnam dan Thailand sebagai negara produsen dan eskportir beras.
BACA JUGA: Kementan Bantah Isu Kelangkaan Pupuk Bersubsidi
Ketiga adalah dampak kemungkinan sesudah COVID-19, yakni ekononi global yang terus bergejolak.
“Oleh karena itu, mulai sekarang, masing-masing dari kita harus mengambil peran sesuai dengan kemampuan dan kapasitasnya. Dan hari ini saya bangga, melihat produksi jagung di Bantaeng,” sambung SYL.
Komoditas jagung menurutnya memiliki peran sangat strategis dalam sistem ketahanan pangan nasional maupun sebagai penggerak ekonomi bangsa.
Selain itu juga, jagung memiliki kontribusi dalam ketersedian protein yang menjadi bahan baku pakan baik ternak maupun perikanan serta industri lainnya.
Sementara itu, Bupati Bantaeng Ilham Azikin mengatakan, COVID-19 berdampak pada harga jagung basah yang mengalami penurunan sebesar 40 persen.
Hal ini karena terkendala beberapa pabrik pengolahan pakan ternak mengurangi jam kerja sehingga tidak terserap oleh pasar.
Namun, permintaan jagung dalam lima tahun ke depan akan terus meningkat seiring dengan jumlah penduduk yang terus bertambah.
“Untuk itu, Pemkab Bantaeng berusaha melindungi petani. Jika terjadi gagal panen, Pemkab Bantaeng bersama Kementan menggulirkan program asuransi. Ada Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) yang tahun 2020 ini ditargetkan 5 ribu hektare sawah, Asuransi Usaha Ternak Sapi (AUTS) dengan target 6 ribu ekor sapi betina,” kata Ilham. (cuy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan