Kementan: Panen Padi Jaga Pangan di Masa COVID-19

Jumat, 17 April 2020 – 17:24 WIB
Ilustrasi. Foto: BPPSDMP

jpnn.com, BLITAR - Semangat petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur membantu penyediaan pangan tak surut meski pandemi COVID-19 melanda Indonesia.

Panen padi terus berlangsung di berbagai daerah salah satunya di wilayah binaan Kostratani Kecamatan Wlingi, Kabupaten Blitar tengah panen padi seluas 200 Ha dengan luasan panen 12.050 ha dan jumlah produksi gabah kering panen (GKP) sebanyak 72.304 ton, Kamis (16/4).

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP: Kostratani Program Pemerintah untuk Sejahterakan Rakyat

Dalam beberapa kesempatan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) menegaskan sektor pertanian adalah tulang punggung pangan di tengah upaya Pemerintah dalam menanggulangi Covid-19.

“Tanggung jawab menyediakan pangan bagi 267 juta penduduk Indonesia merupakan spirit bagi keluarga besar Kementerian Pertanian dan semua pelaku pembangunan pertanian,” tegas Mentan SYL.

BACA JUGA: Kepala BPPSDMP Kementan Apresiasi Anak Muda Bertani

Panen padi ini diperkirakan terus berlangsung terutama hingga bulan Mei dan Juni 2020.

Menurut Mantri Tani, Ninik Dwi Handayani pada bulan Mei luasan yang bisa dipanen 6.787 ha dengan jumlah GKP 40.724 ton dan bulan Juni luasan yang bisa dipanen 2.296 ha dengan jumlah GKP 13.777 ton.

BACA JUGA: COVID-19 Tak Surutkan Petani Grobogan Panen Padi dan Jagung

“Dengan rataan hasil panen 7 ton per hektar serta area tanam yang sangat luas ini, rasanya kegiatan panen raya mustahil akan efektif di tengah pandemi jika tanpa menggunakan mekanisasi. Untuk itu petani di wilayah ini sangat terbantu dengan adanya alsintan combain harvester (mesin pemanen),” ujar Ninik.

Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP) Dedi Nursyamsi menambahkan, saat ini Kementerian Pertanian bertranformasi dari pertanian tradisional menjadi pertanian modern dan era industri 4.0, ciri-ciri pertanian modern terlihat dari pelaku usaha pertanian dalam penggunaan teknologi informasi, internet dan juga penggunaan alat dan mesin pertanian.

"Oleh karena itu, pengoperasian alsintan dalam panen raya padi merupakan hal yang mutlak,” tegas Dedi.

Penggunaan alsintan sendiri tidak terlepas dari peran pendampingan mahasiswa dan dosen Polbangtan Malang.

"Sebagian besar petani kini telah bisa mengoperasikan alsintan seperti combine harvester berkat dikawal dan didampingi mahasiswa selama mengoperasikannya. Apalagi di masa pandemi COVID-19, ini anjuran pemerintah untuk social distancing (jaga jarak) harus diterapkan termasuk oleh para petani," tutur Ninik.

"Pemanfaatan alsintan ini menjadi bagian dari solusi untuk mengurangi kerumunan orang banyak saat melakukan panen raya di lahan karena dengan mekanisasi sehingga tidak terlalu banyak membutuhkan tenaga kerja,” pungkas Ninik. (*/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag

Terpopuler