Mentan SYL Berharap Tambahan KUR Rp 1 Triliun per Provinsi untuk Alsintan

Jumat, 25 September 2020 – 19:11 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo di acara Rakorpim PC-PEN K/L 2020 di Bintan, Jumat 925/9). Foto: Humas Kementan.

jpnn.com, BINTAN - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo menyampaikan perkembangan sektor pertanian dalam Rapat Koordinasi Pimpinan Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (Rakorpim PC-PEN) Kementerian dan Lembaga 2020 di Bintan, Kepulauan Riau, Jumat (25/9).

Salah satu yang disampaikan Mentan SYL -panggilan Syahrul Yasin Limpo di hadapan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan dan jajaran pimpinan K/L lainnya adalah soal ketersediaan beras untuk tahun 2020.

BACA JUGA: Bantu Pengairan di Lahat, Ditjen PSP Kementan Beri Bantuan Pompa

"Di musim tanam satu dari bulan Januari ke Juni 2020, ada 23 juta ton beras carry over, dan konsumsi beras masyarakat sekitar 15 juta ton lebih. Alhamdulilah stok Juli Agustus itu ada 7,83 juta ton beras." ucap Mentan SYL.

Untuk musim tanam tahap II, menteri kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini menjelaskan pihak sedang mengejar produksi pada lahan eksisting seluas 7,5 juta hektare. Di mana kondisi lahan tersebut sudah 87 persen yang ditanami, dan perkiraan menghasilkan kurang lebih 15 juta ton.

BACA JUGA: Arief Poyuono Dukung Gatot Nurmantyo Jadi Capres 2024, Prabowo Bagaimana?

"Dengan stok yang ada, maka sampai akhir tahun kita memiliki stok beras yang cukup," ucap mantan gubernur Sulawesi Selatan dua periode itu.

Menurut SYL, proses produksi yang berjalan ini membutuhkan penyerapan secara masif. Hal ini penting agar kestabilan harga saat musim panen tetap terjaga.

BACA JUGA: Perang Terbuka Dimulai, Rombongan Wakapolda Papua-Danrem Ditembaki Kelompok Bersenjata

"Musim panen biasanya harga menurun dan kita (pemerintah-red) harus intervensi. Kita harus mempersiapkan daya serap, tidak cukup hanya dengan Bulog, tetapi dengan sinergi kementerian lain. Seperti BUMN ada Berdikari, Pertani dan lainnya," jelas SYL.

Untuk perkembangan komoditas pertanian yang lainnya, seperti jagung, hortikultura, daging ayam dan telur, SYL menjelaskan bahwa program yang ada telah sesuai harapan dan target perencanaan.

Sementara itu, untuk dukungan pembiayaan bagi petani, selain dana APBN, sektor pertanian juga mendapatkan dukungan KUR (Kredit Usaha Rakyat) pendampingan sebanyak Rp 34,2 triliun.

Namun demikian, Mentan SYL menyampaikan harapan agar dua Menko yang hadir di forum itu, Airlangga dan Luhut, memberikan penguatan KUR dengan berbagai insentif. "Saya harap, Pak Menko, disiapkan KUR dengan insentif khusus untuk membeli alsintan, yakni dengan satu provinsi satu triliun," ucapnya.

"Traktor besar, penggilingan, RMU, penggilingan beras. Kami punya 186 penggilingan, 80 persennya sudah ketinggalan zaman. Kalau ini (KUR-red) berikan dengan skala kredit dan ini berputar, maka paling lambat dalam setahun akan menghasilkan" lanjut SYL.

Pihaknya optimistis dengan intensif yang diberikan pada input produksi menggunakan KUR, mekanisasi yang diterapkan dapat mengurangi angka losses pada produksi. Dari yang biasanya ada di angka 9  sampai 13 persen, bisa diminimalisir hingga 3 sampai 4 persen saja.(adv/jpnn)

Yuk, Simak Juga Video ini!


Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler