jpnn.com, YOGYAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) mendorong peternak kambing dan domba di Yogyakarta untuk meningkatkan kapasitas produksinya.
Hal itu dilakukan untuk bisa memenuhi kebutuhan daging secara nasional.
BACA JUGA: Mentan SYL dan Bupati Kediri Dorong Integrasi Kelapa Genjah, Jagung dengan Ternak Kambing
Menurut SYL, kebutuhan daging kambing dan domba sangatlah besar terutama sebagai penambah protein selain daging sapi.
"Siapa yang enggak butuh kambing, siapa yang nggak butuh domba, semua orang butuh, Pak. Jadi, ini sangat bagus banget," ujar Mentan SYL saat menghadiri Ekspos Close Loop Peternakan Kambing Domba di Rajendra Farm Yogyakarta, Selasa (14/2).
BACA JUGA: Peringati 1 Abad Nahdlatul Ulama, Mentan SYL: Saya Berharap NU Terus Berkembang
Dia berharap ini bisa di duplikasi Kementan di seluruh daerah.
SYL mengatakan, sejauh ini pemerintah telah menargetkan produksi penyediaan protein hewani sebesar 4,65 juta ton yang berasal dari berbagai hewan ternak seperti kerbau, kambing, domba, ayam, itik, dan babi.
BACA JUGA: Menjelang Ramadan dan Lebaran, Mentan SYL Pastikan Ketersediaan Beras Aman
Peningkatan produksi perlu dilakukan untuk mengantisipasi krisis pangan yang mungkin melanda Indonesia.
"Saya sangat senang dalam memelihara hewan itu kami bisa buat pakan sendiri. Jadi, saya tidak mau sia-sia datang ke sini, minimal bisa menyiapkan semuanya," katanya.
Diketahui, populasi kambing saat ini mencapai 19,3 juta ekor dan domba 18 juta ekor.
Secara terperinci, produksi daging kambing secara keseluruhan mencapai 61,7 juta ton dan domba 55,8 juta ton.
Sehingga produksi daging kambing dan domba secara keseluruhan berkontribusi 2,4 persen.
"Komoditas kambing dan domba berperan sebagai salah satu komoditas ekspor yang penting bagi pembangunan peternakan kami. Ekspor kambing dan domba hidup dan hasil-hasilnya tahun 2020 mulai tercatat sebesar Rp 10,2 miliar," katanya.
Pj. Bupati Kulonprogo, Tri Saktiana menyampaikan terima kasih atas perhatian Mentan SYL terhadap komoditas daging domba dan kambing di Kulonprogo Yogyakarta.
Dia mengatakan selama ini wilayahnya memang penghasil daging berkualitas tinggi karena sudah terintegrasi dengan gaya hidup masyarakat setempat.
"Peternakan ini merupakan contoh peternakan modern yang terintegrasi dengan gaya hidup. Kami berterimakasih atas perhatian Bapak Menteri," katanya.
Sejauh ini, kata Tri, produk kambing dan domba wilayahnya sudah masuk ke berbagai industri dan pengiriman ke luar Yogyakarta.
Selama itu juga, para peternak berhasil meningkatkan kesejahteraannya melalui penjualan daging lokal.
"Komoditas kambing dan domba ini menggabungkan pertanian, peternakan dan industri. Terus terang perkembangannya sangat luar biasa," katanya.
Kementan terus berupaya mengembangkan komoditas daging modern dengan menerapkan peternakan berbasis korporasi peternak, peternakan presisi, dan terintegrasi.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan (Dirjen PKH) Nasrullah mengatakan bahwa komoditas kambing dan domba merupakan komoditas unggulan Indonesia yang siap ekspor.
Dia mengungkapkan, kebutuhan ternak domba/kambing hidup dalam konteks keagamaan seperti pemenuhan aqiqah dan hewan qurban semakin meningkat, dan disisi lain potensi ekspor domba/kambing juga sangat tinggi.
"Jadi, sebagai komoditas orientasi ekspor tentunya harus berkelanjutan (sustainable) dengan menerapkan model yang tepat," katanya. (jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan SYL Cek Kesiapan Penggilingan Padi di Kabupaten Bogor
Redaktur : Dedi Sofian
Reporter : Dedi Sofian, Dedi Sofian