Mentan SYL Dorong Pramuka Cetak Petani Milenial & Perkuat Pertanian Hadapi Krisis Global

Jumat, 04 November 2022 – 18:46 WIB
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) yang juga Ketua Kwartir Daerah Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan saat hadir di pengukuhan dan pelantikan Ketua Majelis Pembimbing dan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Makassar, Jumat (4/11). Foto: Dokumentasi Humas Kementan

jpnn.com, MAKASSAR - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) berharap melalui Gerakan Pramuka dapat mencetak petani milenial sebagai wadah kekuatan bangsa, terutama memperkuat sektor pertanian dalam menghadapi tantangan krisis global.

Harapan tersebut disampaikan Mentan SYL yang juga Ketua Kwartir Daerah (Kwarda) Gerakan Pramuka Sulawesi Selatan saat mengukuhkan dan melantik Ketua Majelis Pembimbing dan Ketua Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Kota Makassar sisa masa bakti 2019-2024.

BACA JUGA: Ajak Mahasiswa Brawijaya Bangun Pertanian Modern, Mentan: Yuk Bantu Petani Lebih Sejahtera

"Saya berharap agar pengurus dan anggota Pramuka dapat meningkatkan sinergitas untuk mensukseskan pembangunan pertanian dengan mendorong peningkatan produksi pangan dan nilai tambah serta kesejahteraan petani," ujar Mentan SYL pada acara tersebut yang berlangsung di Makassar, Jumat (4/11)

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan dua periode ini menegaskan sektor pertanian Indonesia saat ini memberikan ruang yang terbuka bagi pengembangan pemberdayaan masyarakat.

BACA JUGA: Mentan SYL: Kalau Ada yang Bilang Penipisan Beras Suruh Datang, Biar Saya Tunjukkan

"Saya atas nama Ketua Kwarda sekaligus Menteri Pertanian berharap kepada seluruh pengurus dan anggota Pramuka terus berkiprah untuk kemajuan negara," harapnya.

Dia menyampaikan Pramuka sebagai kader bangsa dan calon pemimpin bangsa diharapkan mampu memanfaatkan ruang tersebut, salah satunya berperan aktif memperkuat pembangunan pertanian.

BACA JUGA: Peringati Sumpah Pemuda, Mentan SYL: Bangun Ketangguhan Pertanian

Pada kesempatan yang sama, Mentan SYL menyebutkan selama pandemi Covid-19, sektor pertanian menjadi bantalan perekonomian nasional.

Pendapatan domestik bruto (PDB) triwulan II 2020 tumbuh 16,24 persen sedangkan nilai ekspor 2021 mencapai Rp 625,04 triliun meningkat 38,69 persen dibandingkan tahun 2020.

"Daya beli petani juga membaik, di mana NTP terus meningkat, bahkan Januari-Maret 2022 di atas 108," ungkapnya.

Karena itu, Mentan SYL mengajak Pramuka turut aktif menjaga keberlangsungan pembangunan pertanian.

"Pramuka merupakan organisasi atau gerakan kepanduan berproses pendidikan non formal yang memiliki karakter, sikap dan keterampilan yang kuat pastinya mampu berbuat untuk hadapi tantangan dan memajukan negara," tegasnya.

Mentan SYL menilai Pramuka memiliki peran untuk bersinergi dengan pemerintah, khususnya Kementerian Pertanian (Kementan) untuk mengendalikan inflasi, salah satunya di Kota Makassar.

Tingkat inflasi Indonesia sampai Oktober 2022 masih terkendali, yakni 5,71 persen.

"Kami terus berupaya menjaganya melalui penyediaan pangan yang mencukupi. Kementerian Pertanian siap menggandeng Pramuka untuk ambil andil kendalikan inflasi," kata Mentan SYL lagi.

Kementan, lanjut dia, juga menyiapkan pelatihan-pelatihan pertanian, seperti budidaya cabai dan kegiatan lainnya.

"Selamat atas pelantikan Ketua Kwarcab Kota Makassar dan Ketua Mabicab Kota Makassar masa bakti 2019-2024," ucap Mentan SYL.

Wali Kota Makassar sekaligus Ketua Mabi Cabang Gerakan Pramuka Kota Makassar Mohammad Ramdhan Pomanto mengatakan Pramuka yang merupakan wadah anak muda dan kader bangsa sangat memiliki peran untuk menjaga dan memajukan pembangunan nasional.

Dia pun berharap agar Pramuka harus berkontribusi untuk menyelesaikan tangangan yang dihadapi negara dan dunia ke depannya, yakni krisis global.

"Kami akan terus melebarkan Gerakan Pramuka untuk memperkuat pembangunan dan mendorong kemajuan era digitalisasi," ujar Ramdhan Pomanto.

Dia juga mengajak Pramuka ambil bagian di tengah dunia saat ini dan ke depannya dihadapkan pada tantangan besar, yaitu lonjakan jumlah penduduk, perubahan iklim ekstrim yang menyebabkan krisis pangan, pandemi Covid-19 dan perang Rusia-Ukraina. (mrk/jpnn)


Redaktur : Sutresno Wahyudi
Reporter : Sutresno Wahyudi, Sutresno Wahyudi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler