jpnn.com, JAKARTA - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) mengawal berbagai program strategis yang ada di Kementan, terutama penganggaran.
Hal ini bertujuan agar ke depan tidak ada kesempatan bagi jajarannya untuk melakukan penyelewengan.
BACA JUGA: Mantap! Kementan Raih Predikat WTP Untuk ke-5 Kalinya Secara Berturut
"Saya berharap BPK merasa bahwa Kementan itu adalah anak yang selalu dapat marah, tetapi juga selalu dapat sayang," ujar Mentan saat menerima Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) 2020 yang selanjutnya menetapkan predikat WTP untuk yang kelima kalinya, Selasa (10/8).
Menurutnya, upaya pemerintah dalam memulihkan ekonomi nasional melalui sektor pertanian terus dilakukan. Salah satunya dengan meningkatkan produktivitas dan juga membuka peluang usaha bagi petani milenial.
BACA JUGA: Kementan Bocorkan Strategi Memperkuat Daya Saing Aneka Cabai di Pasar Internasional
"Sebab pertanian itu bicara lapangan kerja dan bicara segala aspek, termasuk sosial, politik, agama, bangsa dan hubungan antar negara. Karena itu harus kami jaga betul agar kita tidak kekurangan makanan," katanya.
Sebagai informasi, Kementan telah merumuskan lima langkah strategi melalui lima Cara Bertindak (5 CB). Kelimanya meliputi Peningkatan Kapasitas Produksi, Diversifikasi pangan lokal, penguatan cadangan dan sistem logistik pangan, pengembangan pertanian modern serta Gerakan Tiga Kali Ekspor (Gratieks).
BACA JUGA: Kementan Dukung Penuh Ekspor Edamame dan Porang di Masa Pandemi
Terkait hal ini, Pimpinan Pemeriksa Keuangan Negara IV pada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI, Isma Yatun mengapresiasi kerja keras jajaran Kementan terhadap pengelolaan anggaran yang selama ini dinilai terus mengalami perbaikan.
Sehingga, kata Isma, Kementan mampu meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) secara berturut turut.
"Sekali lagi saya sangat mengapresiasi kerja keras yang dilakukan jajaran Kementan, baik itu arahan dari Pak Menteri, dari para pejabatnya dan juga kerja keras dari semua satuan kerjanya baik yang di pusat maupun di daerah," kata Isma.
Berdasarkan catatan BPK, WTP yang diraih Kementan merupakan yang kelima dengan predikat cukup memuaskan. Meski demikian, kata Isma, BPK juga menyerahkan catatan penting mengenai rekomendasi perbaikan kerja di lingkup Kementan.
"Opini WTP itu merupakan kerja keras dari kementan sendiri bukan karena reward atau hadiah dari BPK. Kami hanya melaksanakan pemeriksaan atas akuntabilitas dari laporan kementan. Berikutnya, kalaupun sudah mendapat WTP, kami memberi catatan masalah yang rekomendasikan untuk segera ditindaklanjuti," ujarnya.
Perlu diketahui, dalam pemeriksaan ini BPK menggunakan 4 kriteria standar pemeriksaan keuangan negara. Pertama adalah kesesuaian laporan keuangan dengan standar akuntansi pemerintahan.
Kedua adalah kecukupan informasi laporan keuangan. Ketiga kepatutan terhadap ketentuan dan Keempat efektivitas sistem pengendalian Intern.
"Berdasarkan laporan tersebut, BPK memberikan penghargaan opini WTP (Wajar Tanpa Pengecualian)," ucap Isma. (jpnn)
Redaktur & Reporter : Elvi Robia