Mentan SYL: Pengetahuan Mahasiswa Pertanian Harus Berguna di Desa

Selasa, 25 Februari 2020 – 17:29 WIB
Mentan Syahrul Yasin Limpo (kanan) bersama dengan Rektor Institut Pertanian Bogor Arif Satria. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, BOGOR - Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) mendorong agar perguruan tinggi bersinergi membangun pertanian, salah satunya dengan pengetahuan dari para mahasiswa pertanian dapat berguna hingga sampai di level desa.

Selain itu, mahasiswa juga harus diajak menjadi bibit petani milenial dengan membangun pertanian menggunakan teknologi yang semakin hari semakin canggih sehingga ilmu yang didapatkan dari kampus bisa diaplikasikan di lapangan.

BACA JUGA: Mentan Syahrul Paparkan Program Kementan Kepada DPD

"Dengan resolusi yang dekat dari satelit yang dimiliki maka kita bisa lihat sebenarnya daerah mana yang akan panen berapa bulan lagi, seperti apa kemampuan hara yang ada di daerah dan ini semua harus dipelajari IPB. IPB harus ada di setiap desa," ujar SYL dalam diskusi publik Dalam Penguasaan dan Pengembangan Inovasi Teknologi Untuk Meningkatkan Ketahanan Pangan Nasional, di Auditorium Gedung Andi Hakim Nasoetion IPB, Selasa (25/2).

SYL menerangkan, penguasaan dan pengembangan inovasi teknologi pertanian sangat penting untuk meningkatkan produksi dan kesejahteraan petani. Sebab, bicara pertanian adalah langsung menyangkut aspek dasar menghidupkan masyarakat yang maju dan rumah tangga yang sejahtera.

BACA JUGA: Mentan SYL: Arahan Presiden, Berhentilah Pura-pura Mengurusi Rakyat

"Bicara pertanian juga menemukan solusi harapan dan kebutuhan pangan, tidak hanya tugas pemerintah tapi melibatkan semua pihak. Dengan begitu, pertanian merupakan sebuah gerakan bersama membangun kebutuhan bangsa,” beber dia.

Oleh karena itu, SYL sangat berharap adanya konsep pembangunan pertanian modern dari perguruan tinggi. Diskusi publik ini sangat penting untuk menemukan solusi dan harapan baru dalam membangun pertanian berbasis teknologi modern untuk menyediakan kebutuhan pangan bagi bangsa dan negara secara berdaulat.

BACA JUGA: Rumah Subsidi yang Diresmikan Jokowi Kebanjiran, Kali Ini Terparah

"Cara membangun pertanian tidak boleh lagi menggunakan cara sebelumnya, tapi harus memakai cara berbasis teknologi digital, dan mekanisasi yang canggih," ujarnya.

Mantan Gubernur Sulawesi Selatan ini menegaskan, perguruan tinggi harus mampu menjawab tantangan pertanian saat ini. Kementan bersama perguruan tinggi pertanian harus melakukan perubahan yang lebih baik dalam meningkatkan produksi pangan. Pasalnya, masalah pertanian dan paradigma-paradigma pertanian sudah bergeser dan harus menemukan cara-cara baru.

"Ada tiga aspek agenda besar yang bisa dilakukan pertanian. Pertama agenda mindset dengan akademik intelektual sesuai tantangan era dan yang harus terjadi antara lain dengan menggunakan online sistem, digital sistem, frekuensi titik-titik dan mekanisasi baik," tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Rektor IPB Arif Satria sangat mengapresiasi langkah-langkah Kementan di bawah komando Syahrul Yasin Limpo dalam memperbaiki basis data sebagai salah satu upaya meningkatkan produksi hasil pertanian.

Menurut dia, dengan adanya AWR yang saat ini berada di Kementan menjadi langkah terbaru dalam membantu pemantauan permasalahan pertanian hingga kecamatan dan desa.

"Isu pangan selalu update, karena isu yang abadi di dunia adalah soal pangan. Ada indeks ketahanan pangan, isu kemiskinan, isu kelaparan dan regenerasi petani. Dengan data yang baik, bisa turut menghasilkan keputusan yang baik. Keseimbangan antara teknologi dan aliansi bisa lebih baik sehingga bisa membangun pertanian lebih baik," terangnya. (cuy/jpnn)


Redaktur & Reporter : Elfany Kurniawan

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler