jpnn.com, JAKARTA SELATAN - Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) menyatakan Indonesia harus terbebas dari ketergantungan impor.
Menurut SYL, Indonesia di bawah pimpinan Jokowi sudah saatnya mengembalikan kejayaan pangan nasional.
BACA JUGA: Bernardo Silva Ingin Hengkang ke Barcelona, Pep Guardiola Tak Menghalangi, tetapi
"Jangan bilang merdeka kalau masih tergantung impor. Kami harus pastikan bahwa semua arahan Presiden Jokowi untuk mengembalikan kejayaan pangan terlaksana dengan baik," ujar SYL.
Hal tersebut dikatakannya seusai senam bersama dalam rangka memperingati HUT Ke-77 Kemerdekaan RI di Kantor Pusat Kementan, Jumat (12/8).
BACA JUGA: Bahas Performa Persib Bandung, Ridwan Kamil: Seperti Malam Gelap!
SYL menekan ketergantungan impor harus bisa dibuktikan dengan peningkatan produksi tanaman pangan dan produksi panganan lokal.
Terlebih saat ini, pemerintah serius menanam komoditas substitusi tepung terigu, seperti sorgum sebagai pengganti gandum, meningkatkan penggunaan tepung dari singkong, sagu, jagung lokal, dan lainnya.
BACA JUGA: Mentan SYL Tegaskan Pertanian Indonesia Tetap Tumbuh dan Tangguh
"Itulah kenapa kami tanam singkong, sagu, dan sorgum. Semua agar kita merdeka dan bangga dengan buatan kita. Sagu, singkong, dan sorgum itu kekuatan bangsa yang selama ini dilupakan. Jadi, harus kami kembalikan untuk kejayaan," katanya.
Menurut SYL, pertanian adalah sektor strategis yang memberi keuntungan bagi semua orang. Pertanian memiliki andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi. Selama tiga tahun pandemi, pertanian selalu tumbuh positif.
"Kalian harus bangga sama pertanian. Kenapa? karena tiga tahun kita hadapi Covid-19, pertanian tumbuh positif. Ingat, kalau ada tantangan, kami harus siap memitigasi dan menghadapi. Intinya adalah doa tulus dan berjuang tekan impor," ujarnya.
Sektor pertanian memiliki andil besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional pada kuartal II 2022 yang tumbuh 5,44 persen.
Hal paling menarik, tiga sektor yang berkontribusi tertinggi, salah satunya, pertanian. Ini terlihat dari besaran distribusi dan andil pertanian yang mencapai 12,98 persen atau tumbuh meyakinkan sebesar 1,37 persen.
Tercatat faktor tumbuhnya nilai tukar petani (NTP) yang mencapai 3,20 persen berpengaruh terhadap pendapatan masyarakat. (mrk/jpnn)
Redaktur : Tarmizi Hamdi
Reporter : Tarmizi Hamdi, Tarmizi Hamdi