Mentan: Teknologi Mekanisasi Bisa Mengubah Dunia

Kamis, 24 Agustus 2017 – 12:28 WIB
Menteri Pertanian Amran Sulaiman di Serpong. Foto: Humas Kementan

jpnn.com, SERPONG - Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menegaskan mekanisasi pertanian adalah salah satu komponen penting untuk pertanian modern dalam mencapai target swasembada pangan berkelanjutan.

Bahkan kemajuan teknologi mekanisasi pertanian akan menjadikan pertanian jaya sehingga Indonesia menjadi lumbung pangan dunia bisa diwujudkan.

BACA JUGA: Pertanian Dongkrak Pertumbuhan Ekonomi Triwulan Kedua

"Yang bisa mengubah Indonesia adalah peneliti, yang bisa mengubah dunia adalah teknologi. Kemudian yang mengubah pertanian adalah mekanisasi. Kejayaan pertanian ada di tangan litbang," kata Amran saat Launching Inovasi Teknologi Mekanisasi Modern Hortikultura dan Pemberian Agroinovator Award di Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Serpong, Kamis (24/8).

Dalam kegiatan itu diluncurkan 24 alat dan mesin pertanian (alsintan) hasil rekayasa Badan Litbang Pertanian.

BACA JUGA: Berantas Mafia Pangan, Kinerja Menteri Amran Diapresiasi Wantimpres

Yaitu, mesin otomatisasi perbenihan modern, penghancur tanah, pencampur tanah, penabur tanah, penggulud, pemasang mulsa, alat tanam, smart green house, alat panen, sterilisasi ozon, in-store controlled room (penyimpan), pengemas benih dan pompa hybrid.

Amran menjelaskan teknologi mekanisasi pertanian bisa meningkatkan produksi sebanyak 10%, mengurangi kehilangan panen 10,2% dan mampu menghemat biaya produksi mencapai 40%.

BACA JUGA: Seperti ini Kesiapan Sektor Pangan di Rembuknas 2017

Contohnya, dulu panen 1 ha membutuhkan waktu 25 hari, tetapi dengan kemajuan mekanisasi pertanian saat ini hanya 3 jam.

Mekanisasi pun bisa menyelamatkan kehilangan panen padi 10,2 persen atau setara 7 juta ton nilai Rp 28 trilun yang diambil ke depanya.
Kemudian dulu biaya untuk panen 2 juta per ha, tapi dengan teknologi mekanisasi hanya 1 juta per ha.

"Analisis usahatani dengan dukungan mekanisasi modern, alsintan yang di-launching, bisa menekan biaya untuk bawang merah sebesar Rp 33,9 juta per hektar atau efisiensi 45 persen dan cabai Rp 28,6 juta per hektar atau efisiensi 38 persen dibandingkan secara manual," jelasnya.

Amran mengungkapkan kemajuan teknologi mekanisasi pertanian saat ini berkat kerja keras para peneliti.

Dulu jumlah peneliti 1.128 orang, diberikan tugas untuk tidak membiarkan impor alsintan masuk.

Hasilnya, kini Indonesia bisa memproduksi sendiri traktor roda 4 dan alat panen (combine harvester).

"Dua tahun lalu, peneliti pasrah seakan tidak ada masa depan dan harapan. Padahal peneliti sudah menghasilkan teknologi yang luar biasa tapi kurang dapatkan perhatian yang selayaknya. Karena itu, kami surati Menteri Keuangan, beri mereka royalti. Hasilnya mereka bisa Rp 3,5 miliar. Usahakan royalti naik Rp 100 miliar, Rp 200 miliar, kalau perlu Rp 1 triliun. Begitu caranya majukan pertanian, harus dengan mimpi besar," tegasnya

Selain itu, Amran menegaskan kemajuan mekanisasi dapat mendorong pemuda untuk terjun ke sawah menjadi petani.

Pemuda memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi atau terobosan baru sehingga bisa mengoptimalkan dan membangunkan lahan tidur dan pasang surut.

"Kalau dulu para pemuda tidak mau ke sawah, tapi sekarang banyak yang menjadi petani, sambil bawa traktor bisa menelpon. Karena itu, jika pemuda bergerak, kami optimis wujudkan Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dan merealisasikan nawa cita yakni membangun negara dari penggirin," tegasnya.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan), Muhamad Syakir mengatakan penerapan mekanisasi pertanian dalam usahatani hortikultura merupakan salah satu bentuk transformasi pertanian menuju modernisasi.

Transformasi ini dicirikan produktivitas tinggi, efisien serta menghasilkan output yang berkualitas dan bernilai tambah tinggi.

Dalam tiga tahun terakhir, Balitbangtan telah menghasilkan inovasi teknologi hortikultura, peternakan, perkebunan, mekanisasi pertanian dan pendukung bidang masalah lainnya seperti bioteknologi, pemetaan, pemupukan, dan juga pascapanen pertanian.

"Badan Litbang Pertanian telah berhasil mengembangkan teknologi automatisasi sistem perbenihan modern untuk mendukung pengembangan produk hortikultura. Alsintan ini juga bisa digunakan untuk perbenihan komoditas lainnya. Pengembangan teknologi mekanisasi modern ini dikembangkan sampai paripurna, termasuk pengembangan kelembagaan produksi benihnya, baik swasta maupun kelompok tani," tutur Syakir.

Sementara itu, Kepala Balai Besar Pengembangan Mekanisasi Pertanian, Andi Nur Alam mengatakan untuk menyukseskan program swasembada komoditas hortikultura yakni bawang merah, bawang putih dan cabai, Kementan telah menghasilkan inovasi teknologi mekanisasi hortikultura yang terintegrasi mulai dari hulu ke hilir dan siap diterapkan.

Inovasi teknologi ini telah dihasilkan dalam kurun waktu 4 bulan, yakni Mei hinga Agustus 2017 sebanyak 27 prototipe.

"Hasil produk prototipe diarahkan menjadi suatu sistem pendukung usahatani komoditas hortikultura khususnya bawang merah dari hulu sampai hilir yang akan diterapkan pada daerah sentra produksi," sebutnya.

Hadir pada kegiatan ini perrwakilan Ombudsman, Bupati Kolaka Timur, para akademisi dan para pemuda tani yang tergabung dalam Program Gerakan Pemuda Tani Indonesia (GEMPITA).(adv/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mentan Gandeng MPII Tingkatkan Bibit Nasional


Redaktur & Reporter : Natalia

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Tag
Kementan  

Terpopuler