Menteri BUMN Siapkan Roadmap Ekonomi Hijau

Rabu, 05 Januari 2022 – 21:45 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir. Foto: Dok. Ricardo/jpnn.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri BUMN Erick Thohir telah menyiapkan roadmap ekonomi hijau dalam merevolusi penggunaan energi di Indonesia.

Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo, yang berkomitmen menggunakan energi baru terbarukan, sebagai pengganti bahan bakar fosil, khususnya batu bara.

BACA JUGA: Ivan Gunawan: Seru ada yang Bisa Disayang, Jadi yang Gila Bukan Hanya Saya

"Sesuai arahan Presiden yang telah menekankan komitmen bersama jajaran Kabinet Indonesia Maju untuk menggantikan batu bara dengan energi baru terbarukan, kami juga telah menyiapkan road map pengembangan ekonomi hijau dan transisi energi, serta renewable energy, sehingga kita segera memiliki energi baru terbarukan," ujar Erick.

Sejauh ini, Erick telah mendorong 43 BUMN dan anak usahanya memiliki peta jalan masing-masing untuk mendukung ekonomi hijau.

BACA JUGA: Erick Thohir: Perbedaan yang Dimiliki Indonesia Menjadi Kekuatan

Tak terkecuali PLN, Pertamina dan Perusahaaan Tambang Batu Bara Bukit Asam (PTBA).

PLN bahkan paling getol dalam melakukan revolusi energi. PLN menargetkan membangun pembangkit Energi Baru Terbarukan (EBT) berkapasitas 1,19 gigawatt (GW) pada 2022.

BACA JUGA: Takut Menatap Masa Depan, Gisel Lebih Pilih Balik ke Pelukan Gading Marten?

Proyek-proyek pembangkit tersebut di antaranya adalah pembangkit listrik air dan minihidro (PLTM), yang ditargetkan mencapai 490 MW dan pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTP) 195 MW.

Pada 2021, PLN berhasil meningkatkan 13 PLTM dengan kapasitas total 71,9 MW.

PLN juga akan segera menandatangani fasilitas pendanaan Bank Pembangunan Asia (ADB) untuk mendukung transisi energi.

"Jangan hanya renewable energy (EBT) ini hanya jadi wacana tapi konkretnya tidak ada, apalagi kita sudah menandatangani 2060 zero carbon," ujar Erick.

Sementara itu, Pertamina juga membangun pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) yang diproyeksikan bisa menghemat Rp 4 miliar setahun.

Perusahan migas tersebut telah memulai menjajaki bahan bakar EBT dengan pengalokasian belanja modal yang mencapai sekitar 8,3 miliar dollar AS atau sembilan persen dari total belanja perusahaan 92 miliar dollar.

Pertamina juga mengembangkan teknologi carbon capture and utilization and etorage (CCUS) dengan menggandeng ExxonMobil.

"Kementerian BUMN telah tugaskan perusahaan BUMN di klaster energi dan minerba, seperti PLN, Pertamina, MIND ID (holding BUMN tambang), Bukit Asam, untuk terus berinvestasi demi energi masa depan," jelas Erick.

Di bidang pertambangan, PTBA juga melakukan reformasi konsumsi energi dengan menekan penggunaan bahan bakar fosil menjadi elektrik.

Pararel dengan hal itu, PTBA juga tengah menjajaki penggunaan teknologi carbon, capture, utilization and storage (CCUS), sebuah teknologi yang dapat menangkap dan menyimpan karbon.

Belum lama ini, induk Holding Perkebunan Nusantara, yakni PT Perkebunan Nusantara III juga melakukan transformasi energi, melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan Biomassa.

"Komitmen perusahaan dalam menekan emisi karbon diperlihatkan dengan implementasi dekarbonisasi melalui pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Biogas dan Biomassa dengan total kapasitas sebesar 321 MW. Sekaligus dalam pemanfaatan Energi Baru dan Terbarukan (EBT)," kata Erick.(chi/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Yessy

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler