Menteri Erick Thohir: SDA dan Bonus Demografi Modal Indonesia Maju pada 2030

Selasa, 13 Desember 2022 – 21:19 WIB
Erick Thohir. Foto: Kenny Kurnia Putra/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan Indonesia harus memanfaatkan bonus demografi sebagai pondasi dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Dengan anak muda sebagai mayoritas penduduk bangsa, Erick menilai hal ini menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk terus berkembang dan sejajar dengan negara maju lainnya.

BACA JUGA: Terbuka Terhadap Kritik dan Transparan, Erick Thohir Dinilai Publik Menteri Terbaik

"It's good to be here. It's go to be in Indonesia. Percayalah sama Indonesia. Pertumbuhan kita akan terus lima persen sampai 2045," ujar Erick.

Tak hanya itu, Indonesia juga akan menjadi salah satu negara dengan bonus demografi berupa lapisan besar penduduk muda usia produktif dan mereka menjadi kelas menengah terbesar di dunia pada 2030.

BACA JUGA: Dana CSR di Jateng Capai Rp 86 Miliar, Ganjar: Potensinya Pasti Masih Tinggi

Indikator ini menjadi gambaran konkret akan potensi besar ekonomi Indonesia di masa yang akan datang. 

"Di 2030, tidak usah jauh-jauh, kelas menengah kita akan menjadi 145 juta, lalu naik menjadi 180 juta dan naik lagi ke 220-an. Tidak banyak negara di dunia yang punya kelas menengah sebesar ini, hanya ada beberapa negara," tutur Erick.

BACA JUGA: Gandeng Fakultas Hukum UI, Kominfo Gelar Diskusi Pemberantasan Terorisme Menurut KUHP Baru

Pria 52 tahun ini menyampaikan pemerintah saat ini serius mendorong hilirisasi dan industrialisasi SDA.

Dengan ini, Indonesia bisa bergerak maju menjadi pemain global dan tak menjadi penonton yang sekadar mengirimkan bahan baku SDA untuk pertumbuhan ekonomi dan lapangan kerja bagi negara lain.

"Ini sudah terbukti bagaimana dulu nikel yang value-nya hanya 1 miliar dolar AS sekarang menjadi 27 miliar dolar AS, ini baru nikel. Pemerintah juga akan mendorong hilirisasi bauksit," sambungnya.

Selain itu, pemerintah juga akan mengoptimalkan potensi dari SDA kelautan dan perikanan yang selama ini belum optimal.

Erick menyebut sekitar 75 persen wilayah Indonesia adalah kelautan, namun proses industrialisasi bidang kelautan dan perikanan tidak lebih dari 5%.

"Coba lihat neraca perdagangan ikan negara lain, jangan-jangan ikannya dari kita, artinya ada potensi yang luar biasa. Belum lagi agrikultur tanah kita yang subur, ini juga belum industrialisasi terjadi, artinya dengan SDA kita yang dihilirisasi dan industrialisasi, ini akan menjadi pusat pertumbuhan yang luar biasa," tutur Erick.(chi/jpnn)


Redaktur & Reporter : Yessy Artada

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler