jpnn.com, JAKARTA - Sejumlah menteri pemerintahan Presiden Jokowi mengeklaim sepuluh tahun ini perekonomian Indonesia menguat dan berdaya saing tinggi.
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa melaporkan bahwa posisi Indonesia di kancah global makin kuat.
BACA JUGA: Jokowi Perkenalkan Prabowo kepada Paus Fransiskus, Psikolog: Simbol Estafet Kepemimpinan
"Kontribusi ekonomi Indonesia naik menjadi 2,5 persen, lebih tinggi dari negara-negara besar seperti Brasil, Perancis, dan Inggris," ungkap Suharso dalam keterangannya, Minggu (8/9).
Dia juga menjelaskan bahwa posisi Indonesia berdasarkan Purchasing Power Parity (PPP) naik dari peringkat ke-10 pada 2014 menjadi peringkat ke-7 pada 2023.
BACA JUGA: Istana Sebut Presiden Jokowi Berkantor di IKN Mulai 10 September-19 Oktober 2024
Sementara itu, Bank Dunia turut memberikan apresiasi atas stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap di atas 5 persen. Hal itu disampaikan Managing Director Bank Dunia Anna Bjerde, melalui Menteri Koordinator bidang Perekonomian Airlangga Hartarto..
Menurut Airlangga, Bank Dunia mengapresiasi Indonesia karena berhasil menjaga inflasi tetap rendah meskipun ekonomi global sedang mengalami tekanan.
BACA JUGA: Anies Masih Punya Peluang Maju di Pilkada Jakarta, 4 Partai Ini Bisa Berkoalisi
"World Bank mengapresiasi program-program pemerintah yang telah berhasil menjaga stabilitas pertumbuhan ekonomi Indonesia, yang jauh lebih baik dibandingkan banyak negara lain," ujar Menko Airlangga.
Airlangga juga menambahkan Bank Dunia memproyeksikan pertumbuhan ekonomi global hanya sekitar 2,6 hingga 2,7 persen tahun ini, dengan pertumbuhan lebih rendah tahun depan.
Namun, Indonesia tetap diperkirakan dapat menjaga pertumbuhan di angka sekitar 5 persen, yang dianggap sebagai pencapaian luar biasa di tengah ketidakpastian ekonomi dunia.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan bahwa pembangunan ekonomi selama satu dekade telah menunjukkan hasil signifikan dan mampu menjaga stabilitas ekonominya di tengah ketidakpastian global.
"Dalam 10 tahun terakhir, kami berhasil menurunkan angka kemiskinan ekstrem dari 6,1 persen menjadi 0,8 persen pada 2024. Selain itu, stunting juga berhasil ditekan dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen di 2023," kata Jokowi.
Presiden Jokowi memaparkan tingkat pengangguran berhasil ditekan dari 5,7 persen menjadi 4,8 persen pada tahun 2024. Hal ini mencerminkan perbaikan signifikan dalam sektor ketenagakerjaan dan pemerataan pembangunan.
"Kami juga berhasil mengambil kembali aset negara yang sebelumnya dikelola pihak asing, seperti Freeport, Blok Rokan, dan Newmont, untuk dikelola sebesar-besarnya bagi kesejahteraan rakyat," ujar Jokowi. (esy/jpnn)
BACA ARTIKEL LAINNYA... YA Sebar 59 Video Porno Anak dan Orang Dewas Lewat Telegram
Redaktur : Rah Mahatma Sakti
Reporter : Mesyia Muhammad