jpnn.com, JAKARTA - Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah menjelaskan alasan pemerintah menerima tenaga kerja asing (TKA) asal China di Sulawesi Tenggara.
Ida menilai keahlian TKA China dibutuhkan oleh perusahaan di daerah itu dan mereka akan melakukan transfer pengetahuan ke pekerja Indonesia.
BACA JUGA: Ini Penjelasan Ketua DPRD Sultra Terkait Kedatangan Ratusan TKA China, Masih Gelombang Pertama
"Kami minta ada tenaga kerja lokal yang akan mendampingi mereka, terjadi transfer of knowledge (pengetahuan) dan pada akhirnya ketika tenaga kerja kita sudah bisa memahami teknologinya, maka operasional selanjutnya diserahkan kepada tenaga kerja lokal kita," katanya dalam keterangannya, Kamis (25/6).
Ia menjelaskan, pemerintah memperketat penerimaan TKA sesuai ketentuan dalam Peraturan Menteri Hukum dan HAM Nomor 11 Tahun 2020 tentang pelarangan sementara orang asing masuk wilayah Indonesia untuk mencegah penyebaran COVID-19.
BACA JUGA: Ada Kabar Ratusan TKA China Tiba di Kendari, Jalur Perbatasan Kota Ditutup Massa
Peraturan tersebut memberikan pengecualian bagi orang asing pemegang izin tinggal terbatas dan izin tinggal tetap, pemegang visa diplomatik dan visa dinas, pemegang izin tinggal diplomatik dan izin tinggal dinas, awak alat angkut, orang asing yang akan bekerja di proyek strategis nasional, serta tenaga bantuan medis, pangan, dan kemanusiaan.
Menurut Ida, TKA yang datang ke Indonesia harus dalam keadaan sehat, sudah menjalani karantina selama 14 hari saat tiba di negaranya, dan kembali menjalani karantina 14 hari begitu tiba kembali di Indonesia.
BACA JUGA: Saling Tantang di Grup WhatsApp, Banjir Darah
Kementerian Ketenagakerjaan, ia mengatakan, mengawasi kedatangan TKA bekerja sama dengan Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora), termasuk mengecek kelengkapan dokumen keimigrasian dan kesehatan mereka.
"Kedatangan TKA tersebut diharapkan dapat membuka kesempatan kerja bagi tenaga kerja Indonesia sehingga bisa mengurangi jumlah pengangguran kita," kata Ida. (antara/jpnn)
Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti