Saling Tantang di Grup WhatsApp, Banjir Darah

Kamis, 25 Juni 2020 – 03:54 WIB
Korban IAD menjalani perawatan di RSUD Buleleng. Dia mengalami luka serius karena dibacok teman sendiri. Foto: I Putu Mardika/Bali Express

jpnn.com, BULELENG - Berawal saling tantang di grup WhatsApp, seorang pelajar berinisial Putu I.A.D, 17 dianiaya rekannya sendiri.

Pelajar SMK yang tinggal di Banjar Palbesi, Desa/Kecamatan Gerokgak dianiaya menggunakan senjata tajam oleh teman sekolahnya hingga mengalami luka serius dan menjalani perawatan intensif di RSUD Buleleng, Bali.

BACA JUGA: Terungkap, Dua Pria Saling Bacok di Tepi Jalan Itu karena Dendam Lama

Peristiwa berdarah itu terjadi pada Minggu (21/6) sekira pukul 22.00 Wita. Pelaku berinisial Kadek T.A.B,warga Banjar Dinas Penyanbangan, Desa Gerokgak.

Ayah korban, I Made Darmayasa, 40, menyebut, saat ini kondisi anaknya sudah membaik, kendati masih merasakan kesakitan akibat luka tusuk di bagian pinggang kiri.

BACA JUGA: Istriku Selingkuh dengan Seorang Pegawai, Foto Syur Sampai Beredar di Masyarakat

Darmayasa menceritakan, insiden berdarah itu terjadi ketika anaknya pulang dari acara reunian di Desa Banyupoh.

Sebelum insiden berdarah itu terjadi, persisnya Minggu (21/6) sekitar pukul 11.00 siang, korban sejatinya baru datang di Gerokgak usai liburan di Denpasar.

BACA JUGA: IRT Muda Ditemukan Tewas di Kebun, Suami Lapor Polisi

Tiba di kampung halaman Gerokgak, ia pun lantas meminta izin kepada orang tuanya untuk kumpul acara reunian bersama teman-teman sekolahnya di Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgak.

Sekitar pukul 19.16 malam, korban tiba-tiba menerima pesan tantangan duel berkelahi melalui WhatsApp (WA) dari terduga pelaku Kadek T, sebelum akhirnya pesan itu di-screenshot (tangkapan layar) oleh korban dan dikirim langsung kepada ayahnya, Darmayasa.

Merasa khawatir, Darmayasa pun mencoba menghubungi Kadek T. Dalam percakapan melalui telepon itu, Kadek T mengaku menerima permintaan maaf dari korban yang disampaikan oleh Darmayasa.

"Pelaku ini tidak ikut gabung reunian dengan anak saya di Banyupoh. Ya, posisi anak saya dan Kadek T terpisah. Anak saya di Banyupoh, sedangkan Kadek T di Sanggalangit," jelasnya.

Pulang dari reunian di Banyupoh, korban bersama salah seorang teman sekolah bernama Rizki berinisiatif menemui terduga pelaku Kadek T untuk meminta maaf.

Apes, rupanya maksud baik korban meminta maaf malah memantik emosi terduga pelaku Kadek T hingga insiden penganiayaan berdarah itu pun tak terelakkan.

"Anak saya bilang, Kadek T itu sudah dilihat bawa sajam. Tidak ada komunikasi apa pun, Kadek T langsung menyerang anak saya yang masih berada di atas motor. Serangan membabi buta," terangnya.

Darmayasa mengaku, selama ini hubungan pertemanan anaknya dan Kadek T terbilang sangat baik. Bahkan keduanya kerap kumpul bareng.

"Sempat tanya anak, katanya tidak pernah ada masalah dengan Kadek T. Kalau sudah begini, semuanya saya serahkan kepada pihak berwajib," jelasnya.

Terpisah, Kapolsek Gerokgak, Kompol Made Widana mengaku, sudah melakukan penyelidikan atas kasus penganiayaan yang melibatkan dua pelajar satu sekolah yang masih di bawah umur ini. Ia menyebut kasus penganiayaan ini bermula dari sebuah pesan grup WA.

“Masalah anak muda. Saling komen di grup. Salah paham berujung saling tantang, dan korban kebetulan memang mau reunian di Banyupoh. Nah, saat itu korban mau minta maaf dengan bertemu pelaku. Namun ditanggapi lain oleh pelaku, hingga akhirnya berkelahi dan membacok korban,” ujar Kompol Widana.

Pihaknya pun mengaku sudah menyerahkan kasus ini ke unit PPA Polres Buleleng.

“Kami akan lakukan langkah edukasi, imbauan, penyuluhan, terkait kenakalan remaja. Masalah diversi itu penanganan di Unit PPA,” pungkasnya. (bx/dik/man/JPR)


Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler