jpnn.com, JAKARTA - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengajak delegasi USAID melepasliarkan dua orang utan di Taman Nasional Tanjung Puting (TNTP), Pangkalan Bun Kabupaten Kotawaringin Barat, Provinsi Kalimantan Tengah, Sabtu (22/7).
Kunjungan ke TNTP ini merupakan lanjutan kegiatan setelah penandatanganan Perjanjian Bilateral Kerangka Kerja Indonesia’s Folu Net Sink 2030 antara KLHK dengan Lembaga Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID) pada Senin (17/7) lalu.
BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya dan Ketua OJK Mahendra Mantapkan Penyiapan Bursa Karbon
"Melalui kunjungan ini kami mengajak delegasi USAID untuk melihat bukti nyata keberhasilan upaya konservasi kawasan dan keanekaragaman hayati, termasuk melindungi spesies ikonik Indonesia seperti orangutan,” ujar Menteri Siti dikutip dari siaran pers.
BACA JUGA: Dahlan Iskan Kembali Datangi Ponpes Al Zaytun, Diajak Masuk Bunker, Penuh!
Selama dua hari, Menteri Siti mengajak delegasi USAID mengunjungi sejumlah tempat. Selain TNTP, rombongan juga menyambangi Istana Kuning yang berada di pusat kota Pangkalan Bun.
Dalam jungan itu juga ikut Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyatmoko, Direktur Pengelolaan Kawasan Konservasi Ditjen KSDAE Jefry Susyafrianto beserta para Kepala UPT KLHK di Kalimantan Tengah.
BACA JUGA: Gibran bin Jokowi Siap Mendampingi Ganjar Berkampanye, Asalkan...
Sementara, delegasi USAID terdiri dari Asisten Administrator Biro untuk Asia Michael Schiffer, Direktur USAID Indonesia Jeffery P. Cohen, didampingi dua orang dari Kedubes AS.
Dalam kunjungan ke TNTP, Menteri Siti bersama delegasi USAID melakukan pelepasliaran dua individu orang utan di Beguruh, Sungai Sekonyer.
Orang utan bernama Sydney (jantan, 19 tahun, 61 Kg) dan Bella (betina, 26 tahun, 35 Kg) tersebut telah menjalani masa rehabilitasi selama kurang lebih 18 dan 20 tahun sebelum dinyatakan siap untuk dilepasliarkan.
Rombongan lantas bergerak ke Pondok Tanggui untuk kembali melepasliarkan dua individu orang utan bernama Anna (betina, 18 tahun, 45 Kg) dan Jay (jantan, 19 tahun, 62 Kg).
Setelah itu, kunjungan dilanjutkan ke Tanjung Harapan. Di sana, Menteri LHK dan delegasi USAID melakukan penanaman bibit pohon endemik jenis Nyatoh dan Kerantungan, yang dilanjut dengan meninjau demplot anggrek dan tumbuhan obat.
Menteri Siti juga memberikan nama untuk enam individu orang utan yang lahir di kawasan Taman Nasional Tanjung Puting.
Empat bayi orang utan berasal dari indukan Salsa, Cheping, Fatimah dan Miki. Sementara dua bayi orang utan lainnya berasal dari orang utan liar.
Agenda rombongan dilanjutkan dengan tracking menuju lokasi Feeding Tanjung Harapan. Di sana Bu Siti mengajak delegasi USAID menyaksikan orang utan menyantap pakan yang telah disiapkan.
Kunjungan kerja Menteri Siti dan delegasi USAID diakhiri dengan menyusuri Sungai Sekonyer seraya mengamati satwa liar di sepanjang perjalanan dengan menggunakan perahu klotok wisata.(fat/jpnn)
Redaktur & Reporter : M. Fathra Nazrul Islam