Pemerintah Tiongkok mengukuhkan bahwa Menlu Wang Yi akan mengadakan kunjungan ke beberapa negara Pasifik untuk meningkatkan hubungan ekonomi dan keamanan.

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok Wang Wenbin mengatakan kepada wartawan di Beijing bahwa Menlu Wang Yi akan mengunjungi Kepulauan Solomon, Fiji, Kiribati, Samoa, Tonga, Vanuatu, Papua Nugini dan Timor Leste selama dua pekan ke depan.

BACA JUGA: Penembakan di Texas Menewaskan Setidaknya 18 Murid SD, Pelakunya Seorang Remaja

Wang Yi juga akan menghadiri pertemuan para menlu kawasan Pasifik ketika dia berada d Fiji, dan ini merupakan kali kedua menlu Tiongkok tersebut menghadiri pertemuan serupa.

Berita mengenai kemungkinan kunjungan Menlu Tiongkok tersebut sudah muncul awal bulan Mei ketika sumber-sumber di pemerintahan Kepulauan Solomon mengatakan bahwa Tiongkok sedang mempersiapkan kunjungan ke negaranya.

BACA JUGA: Investasi Tesla di Indonesia Berpotensi Mengancam Hak Warga Menghirup Udara Bersih

Hari Senin ABC juga melaporkan bahwa Wang Yi sedikitnya akan mengunjungi lima negara di kawasan Pasifik.

Namun pengumuman Kementerian Luar Negeri ini memberikan penjelasan lengkap mengenai rencana Tiongkok.

BACA JUGA: Thor Pedersen Menuju Selandia Baru untuk Merampungkan Tur Keliling Dunianya

Wang Wenbin mengatakan kunjungan ini akan "memperkuat rasa saling percaya di bidang politik antara Tiongkok dengan negara terkait", "mendorong kerja sama di berbagai bidang ke tingkat lebih tinggi", dan "melahirkan babak baru dalam pengembangan hubungan bilateral jangka panjang."

Kunjungan Menlu Tiongkok ini dipantau seksama oleh para pejabat Australia yang mengkhawatirkan langkah Tiongkok memperkuat hubungan komersial, strategis dan keamanan dengan negara-negara Pasifik.

Ini terutama berkenaan dengan perjanjian keamanan yang ditandatangani Beijing dengan Kepulauan Solomon bulan lalu.

Harian ekonomi Inggris The Financial Times melaporkan bahwa Tiongkok juga bermaksud melakukan kerja sama serupa dengan negara-negara Pasifik lainnya termasuk Kiribati.

Pemerintah Kiribati dengan tegas membantah berita tersebut meski salah seorang pejabat pemerintah negara Barat mengatakan kepada ABC bahwa "mungkin saja terjadi".

Menlu Wang Yi juga akan mengunjungi Kiribati namun hanya akan berada di sana selama empat jam karena negara tersebut sedang menerapkan karantina ketat sehubungan dengan pandemi COVID.

Salah seorang sumber di pemerintahan negara Pasifik mengatakan kepada ABC terjadi "pembicaraan panjang dan intensif" mengenai kunjungan ke Kiribati, dan negara tersebut hanya setuju menerima kedatangan Wang Yi setelah adanya berbagai tekanan kuat dari Tiongkok.

Dalam pernyataannya, Pemerintah Kiribari menyebut kunjungan ini "menjadi tonggak penting dalam hubungan Kiribati-Tiongkok" sejak pemulihan hubungan diplomatik di tahun 2019. Meningkatnya pengaruh di kawasan

Sementara itu media pemerintah Tiongkok sudah  membuat pemberitaan mengenai lawatan ini sebagai bukti meningkatnya pengaruh Tiongkok di kawasan Pasifik.

"Kunjungan Wang ke kawasan Pasifik selatan setelah serangkaian kegiatan diplomatik Amerika Serikat di Asia, termasuk KTT dengan pemimpin ASEAN dan kunjungan Presiden AS ke Jepang dan Korea Selatan, yang dimasukkan untuk menangkal pengaruh Tiongkok," kata tabloid Global Times mengutip pengamat Tiongkok.

"AS berusaha mengatasi Tiongkok dengan Strategi Indo-Pasifik, tapi sekarang jejak Tiongkok ada di mana-mana di kawasan ini dan membuktikan bahwa strategi AS tidak berhasil," katanya.

"Usaha Washington dan Canberra untuk membentuk aliansi regional dengan sasaran Tiongkok akan berakhir dengan kegagalan," tulis Global Times.

Pengamat dari Lowy Institute Jonathan Pryke mengatakan kunjungan "maraton dan bersejarah" oleh Menlu Wang Yi akan dipantau dengan seksama oleh negara-negara Barat.

"Tidak diragukan lagi bahwa para pengamat di negara Barat khawatir, baik karena meningkatnya keterlibatan Tiongkok maupun karena mereka juga akan menandatangani sejumlah perjanjian," katanya.

"Namun bagi Menlu Tiongkok yang sudah banyak bepergian ke berbagai negara, ini hanya akan menjadi kunjungan biasa," katanya.

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News

BACA ARTIKEL LAINNYA... Mantan Pengungsi Kelahiran Vietnam Dai Le Terpilih Jadi Anggota Parlemen Federal Australia

Berita Terkait