Seorang pria bersenjata berusia 18 tahun melakukan penembakan massal di sekolah dasar Robb Elementary School di Texas, Amerika Serikat. Setidaknya 18 murid dan seorang guru meninggal dunia.

Korban yang tewas meliputi tiga orang dewasa, menurut Senator Texas Roland Gutierrez, yang memperoleh informasi dari polisi negara bagian.

BACA JUGA: Biden Sudah Pulang, Korut Baru Berani Luncurkan Rudal

Penembak diduga tewas dalam kejadian ini, namun belum jelas apakah ia termasuk dalam daftar yang diumumkan.

Ini adalah penembakan paling mematikan di sekolah dasar di AS sejak penembakan di Sandy Hook, Connecticut, hampir 10 tahun lalu yang menewaskan 20 anak dan enam orang dewasa.

BACA JUGA: Investasi Tesla di Indonesia Berpotensi Mengancam Hak Warga Menghirup Udara Bersih

Gubernur Texas, Greg Abbott mengatakan penembak diidentifikasi sebagai seorang pria berumur 18 tahun bernama Salvador Ramos.

Ia mengatakan penembakan di kota Uvalde ini "mengerikan" dan "tidak dapat dipahami".

BACA JUGA: Thor Pedersen Menuju Selandia Baru untuk Merampungkan Tur Keliling Dunianya

Polisi belum mengetahui motif penembakan tersebut.

Ini merupakan penembakan paling mematikan dalam sejarah Texas dan terjadi empat tahun setelah seorang penembak membunuh 10 orang di Sekolah Menengah Atas Santa Fe di Houston.

Greg mengatakan pria bersenjata yang berasal dari daerah tersebut masuk ke sekolah dengan membawa pistol, dan kemungkinan juga senapan, sebelum mulai menembaki korban.

Ia mengatakan penembak diperkirakan meninggal karena ditembak polisi, namun mengatakan kejadian ini masih dalam proses penyelidikan.

Kepala Kepolisian Distrik Sekolah Uvalde Pete Arredondo mengatakan pria bersenjata itu melakukan aksinya seorang diri.

Belum jelas ada berapa orang, di samping yang meninggal dunia, yang mengalami luka-luka. Namun Pete mengatakan ada "beberapa orang terluka". Biden serukan aturan baru senjata

Pihak Rumah Sakit Memorial Uvalde mengatakan sebanyak 13 anak diangkut dengan ambulans atau bus menuju fasilitasnya, sementara rumah sakit lain melaporkan seorang perempuan berusia 66 tahun sedang dalam kondisi kritis.

Menurut Pete Arredondo sekolah yang memiliki kurang dari 600 murid tersebut terdiri dari kelas dua, tiga, dan empat.

Ia tidak memberikan informasi usia anak-anak yang ditembak.

Pihak distrik mengatakan semua sekolah di daerah tersebut ditutup sejak adanya penembakan.

Polisi melakukan patroli ketat di sekolah-sekolah pada Selasa sore kemarin (24/05). Mengenakan rompi tebal, mereka mengalihkan lalu lintas, sementara agen FBI keluar-masuk dari gedung.

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyerukan aturan baru untuk mengakhiri kebuntuan reformasi kepemilikan senjata di negara itu.

"Demi Tuhan, kapan kita akan mendiamkan kelompok lobi senjata?" ujar Biden di Gedung Putih tak lama setelah kembali dari perjalanan lima hari ke Asia.

Didampingi Ibu Negara Jill Biden di Ruang Roosevelt, Presiden Biden menambahkan, "Saya lelah. Kita harus bertindak."

"Penembakan massal semacam ini jarang terjadi di tempat lain di dunia," kata Biden. "Mengapa?"

Wakil Presiden Kamala Harris sebelumnya mengatakan bahwa pada saat-saat seperti ini, orang selalu mengatakan "hati kami hancur… namun ungkapan ini tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan perasaan hancur dari keluarga para korban."

"Kita harus memiliki keberanian untuk mengambil tindakan … untuk memastikan hal seperti ini tidak pernah terjadi lagi," katanya.

Uvalde berjarak sekitar 120 kilometer dari perbatasan dengan Meksiko dengan penduduk sekitar 16.000 orang.

SD Robb Elementary berada di lingkungan perumahan yang sebagian besar adalah rumah sederhana.

Seorang agen Patroli Perbatasan yang merupakan salah satu petugas kepolisian yang tiba pertama di tempat kejadian ditembak dan dilukai oleh pelaku.

Agen tersebut dirawat di rumah sakit dan sedang dalam kondisi stabil, menurut seorang pejabat penegak hukum federal. 'Sangat berduka'

Penembakan itu terjadi beberapa hari sebelum konvensi tahunan Asosiasi Senapan Nasional akan digelar di Houston.

Chris Murphy, senator Amerika dari Connecticut yang menangani kasus Sandy Hook, memohon agar rekannya meloloskan undang-undang untuk mengatasi masalah kekerasan senjata yang terus berlanjut di negara itu.

Chris menyampaikan pidato berapi-api, mendesak rekan-rekannya untuk berkompromi.

"Kami sangat berduka bagi keluarga-keluarga ini. Rasa cinta, pikiran, dan doa senantiasa kami panjatkan dan berikan," katanya.

"Tapi di sini saya memohon, saya benar-benar berlutut dan memohon kepada rekan-rekan saya," katanya.

"Temukan solusinya. Bekerja samalah dengan kami untuk mencari jalan keluar dan mengesahkan undang-undang yang memperkecil kemungkinan hal ini terjadi lagi."

Gubernur Greg Abbott dan kedua senator Texas Amerika Serikat merupakan beberapa pejabat Republik terpilih yang dijadwalkan untuk berbicara di forum kepemimpinan pada hari Jumat mendatang yang disponsori oleh kelompok lobi NRA.

AP

Diproduksi oleh Natasya Salim dari laporan dalam bahasa Inggris

BACA ARTIKEL LAINNYA... Luncurkan IPEF, Biden Sebut AS Pemimpin Ekonomi Asia-Pasifik

Berita Terkait