jpnn.com, JAKARTA - Rumah Sakit Pendidikan dan Relawan Mahasiswa Kesehatan yang bertugas dalam penanganan Coronavirus Disease (COVID-19) mendapat bantuan alat pelindung diri (APD) dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Bantuan berupa 2.000 baju APD, 2.000 pelindung muka/face shield dan 466 sepatu bot.
Mendikbud Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, dalam merespons arahan presiden, Kemendikbud telah merealokasi anggaran Rp 405 miliar untuk mengaktifkan 13 Rumah Sakit Pendidikan agar dapat merawat pasien COVID-19 dan 13 Fakultas Kedokteran untuk menjadi pusat tes (test center).
BACA JUGA: Tolong! Daerah Ini Kekurangan Tenaga Medis, Siapa Berminat?
Kemendikbud juga memobilisasi relawan mahasiswa kesehatan untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19 serta menyiapkan asrama Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan (LPMP) dan Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (P4TK) sebagai fasilitas karantina.
“Dalam kaitannya dengan ini, saya ingin mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya atas respons cepat dan sigap Komisi X DPR RI sebagai mitra kerja strategis Pemerintah dalam proses konsultasi dan penyusunan kebijakan selama darurat COVID-19," ujar Nadiem di Jakarta, Senin (6/4).
BACA JUGA: Wajib Dibaca! Surat Edaran Menag Tentang Panduan Ibadah Ramadan di Tengah Wabah Corona
Kemendikbud sangat menghargai semangat antusiasme, solidaritas, dan gotong royong yang ditunjukkan oleh 15 ribu relawan mahasiswa yang sudah bergabung.
“Gerakan ini sejalan dengan semangat kebijakan Kampus Merdeka. Kesempatan menjadi relawan kemanusiaan juga merupakan hal yang sangat bermanfaat dan penting untuk belajar dan mengasah keterampilan sebagai tenaga medis profesional," tuturnya.
BACA JUGA: Kapolri Keluarkan Surat Telegram di Tengah Wabah Covid-19, Seluruh Kapolda Wajib Baca!
Secara khusus Mendikbud menyampaikan penghargaan yang tinggi kepada ISMKI (Ikatan Senat Mahasiswa Kedokteran Indonesia) dan tujuh asosiasi mahasiswa kesehatan lainnya yang terlibat, karena telah menunjukkan tindakan nyata dalam menanggapi panggilan kemanusiaan.
Gerakan ini disebut Nadiem sebagai perwujudan konkret dari semangat sejati setiap dokter, perawat, dan tenaga kesehatan profesional.
"Dalam menangani pandemi COVID-19 bangsa Indonesia membutuhkan solidaritas dan gotong royong semua elemen bangsa. Saatnya bangsa Indonesia menunjukkan jati dirinya sebagai bangsa yang terkenal dengan nilai gotong royong sesuai Pancasila," pesan Mendikbud.
Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Plt. Dirjen Dikti) Nizam, melaporkan, Kemendikbud telah melatih 15 ribu relawan mahasiswa. Mereka segera ditugaskan di Kementerian Kesehatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan organisasi-organisasi kemanusiaan yang membutuhkan.
Sebagian besar didistribusikan ke AIPKI (Asosiasi Institusi Pendidikan Kedokteran Indonesia) di 34 provinsi untuk program-program promotive dan prefentif setiap daerah.
"Dalam bekerja, para relawan berada di bawah bimbingan dan pengawasan dosen dan dikoordinasikan oleh Dekan Fakultas Kedokteran setempat bersama dengan Dinas Kesehatan Provinsi," ujar Nizam.
Ketua Komisi X Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR RI) Syaiful Huda mengapresiasi langkah strategis Kemendikbud dalam penanganan COVID-19.
"Saya bersyukur, saya bangga, Kemendikbud sudah mengambil inisiatif. 13 fakultas sudah siap, Rumah Sakit Pendidikan kita juga sudah siap untuk uji COVID-19. 15 ribu relawan sudah dilakukan pelatihan oleh WHO, oleh Kemenkes, dan oleh dokter-dokter spesialis. Ini langkah yang cukup luar biasa," ujar Syaiful Huda.(esy/jpnn)
Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad