Menteri Nadiem Cemas, Kondisi Ini Makin Berdampak Buruk pada Siswa

Rabu, 29 September 2021 – 18:36 WIB
Mendikbudristek Nadiem Makarim bicara dampak buruk PJJ semasa pandemi Covid-19 terhadap siswa. Foto: Ricardo/JPNN.com

jpnn.com, JAKARTA - Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim mengaku cemas melihat kondisi belajar mengajar di tengah pandemi Covid-19. Jika pembelajaran jarak jauh (PJJ) terus berlanjut dikhawatirkan berdampak makin buruk terhadap siswa.

Di antara hal yang dikhawatirkan Menteri Nadiem, yaitu memudarnya capaian belajar (learning loss) dan memburuknya kesehatan psikis anak-anak Indonesia.

BACA JUGA: Tambahan Afirmasi PPPK Dibahas, Nadiem: Insyaallah Perjuangan Kita akan Dijawab

"Saya khawatir dengan kondisi ini, makanya pemerintcpviah terus mendorong terselenggaranya pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas dengan protokol kesehatan ketat dan strategi pengendalian Covid-19 di sekolah," ucap Nadiem Makarim Rabu (29/9).

Dia membeberkan bahwa anak-anak kemungkinan besar kehilangan antara 0,8 sampai 1,2 tahun pembelajaran. Jadi, seolah-olah satu generasi kehilangan hampir setahun pembelajaran di masa ini.

BACA JUGA: Gus Ami dan Kiai Said Bakal Head to Head di Muktamar NU Lampung?

Menurut Nadiem, banyak anak-anak terdampak kesehatan jiwanya akibat pandemi. Mereka kesepian dan trauma dengan situasi ini. Begitu juga dengan orang tuanya.

Sejak 2020, Kemendikbudristek terus melakukan advokasi ke berbagai daerah yang telah dapat menggelar PTM terbatas untuk segera menyelenggarakan dengan persiapan matang dan sistem pengendalian baik.

BACA JUGA: Ferdinand: Novel Baswedan Cs Bakal Selesai Jika Menolak Tawaran Kapolri

Setidaknya sudah ada 40 persen sekolah mulai menyelenggarakan PTM terbatas. Tetapi, angka itu menurut Nadiem masih kecil.

"Kalau tidak mau makin ketinggalan, kita harus tatap muka dengan protokol kesehatan teraman yang bisa dilakukan," ucapnya.

Nadiem mengakui semuanya harus terus waspada terhadap penyebaran Covid-19 dan memastikan protokol kesehatan tetap terjaga.

Namun, harus diperhatikan pula dampak permanen PJJ yang mengkhawatirkan.

"Kebutuhan PTM sangat besar dan ini harus dimengerti. Sebanyak 80 sampai 85 persen siswa ingin kembali ke sekolah, kembali tatap muka," tandas Nadiem Makarim. (esy/jpnn)

Jangan Lewatkan Video Terbaru:


Redaktur : M. Fathra Nazrul Islam
Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler