Menteri Nasir Beber Kinerja LPNK

Rabu, 31 Oktober 2018 – 06:53 WIB
Menristekdikti Mohamad Nasir. Foto: Humas Kemenristekdikti

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir menyampaikan ungkapan duka mendalam atas berbagai bencana yang menimpa bangsa Indonesia dalam beberapa waktu ini.

Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) berkoordinasi dengan Kemenristekdikti turut berkontribusi aktif dalam penanganan bencana. Teknologi-teknologi dari LPNK telah digunakan dalam penanganan berbagai bencana seperti teknologi Wiseland (LIPI) yang berfungsi pemantauan tanah longsor.

BACA JUGA: Tugas Baru Perguruan Tinggi: Membina Ideologi Mahasiswa

“Kapal Survey Baruna Jaya dari BPPT berbasis teknologi yang sangat diandalkan pemerintah dalam penanganan kebencanaan. Kapal ini telah digunakan Basarnas dan KNKT untuk menemukan korban KM. Sinar Bangun pada kedalaman sekitar 450 m di dasar danau Toba menggunakan teknologi remotely operated underwater vehicle (ROV). Selain itu juga membantu pascabencana alam di Palu dan kecelakaan pesawat Lion Air JT-610,” ungkap Menteri Nasir saat memaparkan Capaian 4 Tahun LPNK di lingkungan Kemenristekdikti, Selasa (30/10).

Untuk bencana yang diakibatkan cuaca, LAPAN juga memiliki satelit pemantau cuaca yang berpotensi menjadi bencana seperti hujan deras ataupun angin badai yang dinamakan SADEWA (satellite Disaster Early Warning).

BACA JUGA: Selama 10 Bulan Terakhir, Sudah Terjadi 1999 Bencana

Sedangkan BPPT memiliki teknologi modifikasi cuaca yang digunakan untuk pencegahan kebakaran hutan.

Nasir menyebutkan, empat tahun kepemimpinan Presiden Joko Widodo, LPNK telah berhasil memberikan sumbangsih besar bagi pengembangan ilmu pengetahuan, riset, teknologi dan inovasi bagi bangsa Indonesia.

BACA JUGA: Anggaran untuk Bencana Hampir Habis

Empat LPNK yaitu Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Badan Pengkajian dan Penerapan Penelitian (BPPT), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Badan Pengawas Tenaga Nuklir Nasional (BAPETEN) dan Badan Standardisasi Nasional (BSN) telah berkontribusi langsung memberikan solusi bagi berbagai permasalahan bangsa.

Dia mengatakan prestasi tersebut dikelompokkan ke dalam enam bidang, yaitu pangan, energi, kesehatan, teknologi informasi & komunikasi, transportasi dan mitigasi untukbkebencanaan.

“LPNK ini telah mencapai target-target program yang dicanangkan setiap tahunnya dalam periode 2014-2018. Di mana aplikasi teknologi yang tercapai targetnya tersebut, bisa dirasakan langsung masyarakat,” ucapnya.

Menteri Nasir menambahkan, selama puluhan tahun Indonesia belum memiliki cetak biru pengembangan riset nasional. Namun dalam 4 tahun ini Kemenristekdikti telah berhasil menetapkan Rencana Induk Riset nasional (RIRN).

RIRN menjadi penting untuk menyelaraskan kebutuhan riset jangka panjang Indonesia karena pembangunan nasional membutuhkan perencanaan dari setiap bidang untuk mengintegrasikan langkah-langkah yang terpadu dan terintegrasi, khususnya antar Kementerian/Lembaga untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelaksanaannya. (esy/jpnn)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Nasihat Sandi untuk Pemerintah: Cobalah Berhemat


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler