jpnn.com, BOGOR - Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya memimpin renungan suci di Tugu Pahlawan Rimbawan Kampus Gunung Batu, Bogor, Jawa Barat, Senin (15/3).
Renungan suci bersama para pejabat pimpinan tinggi lingkup Kementerian LHK ini dilakukan dalam rangkaian peringatan Hari Bakti Rimbawan ke-38 tahun 2021.
BACA JUGA: Menteri LHK Siti Nurbaya Apresiasi Kerja Keras Para Rimbawan
Menteri Siti menyampaikan bahwa tradisi renungan suci dalam peringatan Hari Bakti Rimbawan harus terus konsisten dilakukan.
Hal ini dianjurkannya sebagai refleksi dari para rimbawan agar selalu berpijak pada landasan jati diri dalam melaksanakan tugas, mengingat risiko kerja mereka yang cukup besar.
BACA JUGA: Peringati Hari Bakti Rimbawan, Menteri LHK Tanam Pohon Bersama di Rumpin
“Nilai-nilai dari dasar rimbawan yaitu: jujur, tanggung jawab, disiplin, ikhlas, visioner, adil, peduli, kerja sama, dan profesional. Rasa tanggung jawab, peduli, dan ikhlas adalah sebagai ciri dari rimbawan harus melekat pada dirinya dalam melaksanakan tugas di berbagai medan ruang tugas yang sangat beragam tingkat kesulitannya,” kata Menteri Siti dalam arahannya.
Menurutnya, dalam era informasi sekarang ini tugas seorang rimbawan berada pada rentang bidang pekerjaan yang cukup lebar.
BACA JUGA: Kaum Muda Jadi Tumpuan Lingkungan Hidup Indonesia di Tengah Perubahan Iklim
Mulai dari pekerjaan preparasi kebijakan, analisis, kerja laboratorium, nekropsi atau bedah post-mortem satwa, menanam pohon, memadamkan api, patroli kawasan, memulihkan serta mengawasi kerusakan lingkungan, memberikan izin, mendorong, membina dan memfasilitasi hutan sosial bagi masyarakat, dan lainnya.
Menteri Siti juga memberikan apresiasi kepada seluruh jajaran pimpinan dan seluruh aparat KLHK tingkat tapak, lapangan, dan seluruh pegawai di penjuru pelosok tanah air, atas kerja kerasnya dalam mengatasi persoalan Covid-19 yang berlangsung dari 2020 hingga saat ini.
Salah satunya yaitu keberhasilan melaksanakan kegiatan-kegiatan KLHK dalam mendukung pemulihan ekonomi nasional (PEN) yang telah diberikan mandat oleh Presiden Jokowi seperti padat karya penanaman mangrove, pemulihan gambut, pengembangan hutan sosial, pengukuhan tata batas, pelatihan sistem jarak jauh, patroli kawasan dan pengembangan kemitraan masyarakat kawasan konservasi, serta lainnya.
Menteri Siti menegaskan rimbawan dalam melakukan tugas mulianya harus meniatkan sebagai bentuk ibadah kepada Allah SWT.
Selain itu, kata Siti, harus yakin pada setiap keringat dan tetesan darah yang dikeluarkan pada saat bertugas mendapatkan balasan pahala dari Allah SWT.
Menteri Siti juga menekankan tantangan ke depan bagi seorang rimbawan yang akan lebih berat lagi akibat perubahan-perubahan yang sudah terlihat nyata.
“Kita tahu persis perubahan sedang terjadi namun perubahan itu tidak akan menghapus jati diri kita, tidak akan merusak atau menghilangkan landmark kehutanan Indonesia. Itulah antara lain refleksi cara bagaimana kita mengelola perubaha di KLHK yang tuntutannya begitu besar, tantangannya juga tidak kecil, serta pijakan Rimbawan sejati tetap harus menjadi pedoman,” jelas Menteri Siti dalam pidatonya.
Menteri Siti mengucapkan terima kasih kepada para keluarga pahlawan rimbawan yang hadir di Kampus Gunung Batu, atas sumbangsih yang telah almarhum dan almarhumah berikan bagi bangsa dan negara, khususnya untuk dunia kehutanan dan lingkungan hidup.
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Agus Justianto menambahkan bahwa pada masa pandemi Covid-19 ini telah membawa perubahan besar pada KLHK.
Salah satunya yaitu dalam pelaksanaan acara/kegiatan di KLHK. Agus menjelaskan bahwa acara renungan suci ini menerapkan protokol kesehatan secara penuh, sesuai yang diwajibkan dari Keputusan Presiden Nomor 11 Tahun 2020, tentang kedaruratan kesehatan masyarakat terkait Covid-19.
Agus menambahkan renungan suci ini dilaksanakan dengan kombinasi tatap muka juga daring, serta mengundang secara terbatas peserta yang hadir langsung.
Dalam pemaparannya, Agus menjelaskan bahwa kegiatan Renungan Suci ini sudah sepatutnya dilaksanakan untuk mengenang jasa para pahlawan rimbawan yang telah penuh berdedikasi penuh dalam menjalankan tugas negara.
“Acara renungan suci sendiri diselenggarakan sebagai bentuk introspeksi diri dan kontemplasi untuk berpikir dengan benak yang jernih terhadap apa yang telah kita lakukan sebagai seorang Rimbawan dalam membangun kehutanan yang lestari dan menjaga lingkungan hidup untuk kemaslahatan manusia,” pungkas Agus. (*/jpnn)
Jangan Lewatkan Video Terbaru:
Redaktur & Reporter : Boy