Menteri Teten Dorong Percepatan Digitalisasi UMKM di Masa Pandemi

Rabu, 24 Juni 2020 – 19:37 WIB
Menkop UKM Teten Masduki. Foto: Kemenkop UKM

jpnn.com, JAKARTA - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menkop UKM) Teten Masduki menilai para pelaku UMKM yang tersambung dengan ekosistem digital terbukti lebih mampu bertahan menghadapi krisis termasuk pandemi COVID-19.

Berbicara dalam webinar nasional bertema Pembayaran Sehat Menggunakan QR Code Indonesian Standard (QRIS) di Masa Pandemi COVID-19 dan New Normal di Jakarta Rabu (24/6), Menteri Teten mengatakan selama pandemi global itu justru UMKM yang terhubung dengan ekosistem digital terlihat mampu bertahan dan tumbuh.

“Pandemi COVID-19 harus menjadi momentum untuk mempercepat digitalisasi UMKM di Indonesia. Saat ini baru 13 persen UMKM yang masuk ke ekosistem digital,” katanya.

BACA JUGA: Menkop UKM Pastikan Program Restrukturisasi Kredit UMKM Berjalan

Lebih lanjut Menteri Teten mengatakan, peningkatan transaksi melalui digital sebagian besar terjadi pada segmen kebutuhan primer termasuk makanan, minuman, perlengkapan sekolah, serta perlengkapan kesehatan pribadi (masker dan hand sanitizer).

“Kami selalu berdialog dengan para pelaku e-commerce dan pedagang pasar untuk mengingatkan bahwa perubahan perilaku konsumen ini harus diantisipasi dan ada tren belanja digital yang harus direspon,” katanya.

BACA JUGA: Begini Kebijakan Kemenkop UKM Merespons Wabah Covid-19

Teten dalam beberapa kali kunjungannya langsung ke warung-warung tradisional di pasar juga mulai menemukan banyak dari mereka yang sudah menggunakan aplikasi digital secara terbatas.

Terlebih saat ini, kesadaran masyarakat dan konsumen akan hal-hal higienis makin tinggi. Oleh karena itu pembenahan UMKM dengan digitalisasi merupakan upaya nyata untuk memperkuat daya saing mereka agar bisa masuk ke pasar yang lebih luas dan modern. 

BACA JUGA: BI Punya QRIS, Misbakhun Dorong Konstituen Biasakan Transaksi Nontunai

Menurut Teten, upaya untuk itu juga membutuhkan dukungan dari Bank Indonesia (BI), terutama dukungan digital payment bagi pengembangan KUMKM.

“Smesco (Small and Medium Enterprise and Cooperatives) Indonesia juga sudah memakai QRIS. Ini jika makin diperluas dengan digitalisasi akan menjadi momentum UMKM untuk mengakses pasar lebih besar selain ada kemudahan untuk konsumen dan produsen di hulu, reseller di online juga akan saling kontribusi,” katanya.

Namun, Teten juga mengakui faktanya memang tidak mudah untuk mendampingi UMKM untuk masuk ke dunia digital. Sebab, hanya sekitar 4-10 persen saja yang akan langgeng dalam ekosistem baru tersebut.

Menurut dia, banyak faktor yang menyebabkan hal itu terjadi, termasuk karena kemampuan penguasaan teknologi yang masih rendah hingga kekuatan merespon konsumen secara daring juga masih lemah.

Untuk itulah Teten menilai para reseller online memiliki peran penting untuk membantu pemasaran produk UMKM. Sebab, UMKM sebagai produsen hampir tidak mungkin melakukan semuanya sendiri.

Selain itu, saat ini banyak SDM berpendidikan baik yang tidak terserap pasar tenaga kerja atau bahkan mengalami PHK karena pandemi. Menurut Teten, SDM tersebut bisa dilatih menjadi reseller yang akan membentuk pemasaran produk UMKM secara online.

“Alibaba juga melakukan hal ini yakni melatih para jagoan jualan yakni reseller untuk membantu penjualan produk UMKM,” katanya.

Pada kesempatan yang sama Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan bahwa pihaknya siap membantu dan mendorong UMKM untuk menerapkan pembayaran digital dalam platform QRIS. Menurutnya, transaksi digital merupakan konsep pembayaran sehat di masa pandemi dan normal baru.

Perry juga mengatakan, pada masa pandemi ini semua harus percaya bahwa dalam setiap kesulitan selalu ada kemudahan. Dia meyakini justru di balik COVID-19 ada peluang dan potensi UMKM.

“Saya pelajari dari COVID-19 ini kita harus lebih kuat karena musibah bukan suatu kehancuran tapi Tuhan inginkan kita lebih kuat sehingga kita harus lebih kreatif mencari model bisnis baru yang inovatif dan siap untuk peradaban baru dalam konteks mempersiapkan kita ke new normal,” katanya.

Menurut dia, peradaban digital sudah mulai menguat dan terbukti sangat produktif pada masa pandemi. “Kami mengajak semua ekosistem ekonomi ke dunia digital,” katanya.

Lebih lanjut Perry mengatakan, digital terbukti mampu mempercepat inklusi keuangan UMKM dan pelaku ekonomi lainnya karena memiliki mobile subscription yang sangat tinggi. “Ini menumbuhkembangkan pasar uang elektronik perbankan dan nonbank,” katanya.(eno/jpnn)


Redaktur & Reporter : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler