jpnn.com, SEMARANG - PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang melakukan penandatanganan perjanjian kerja sama pengelolaan sampah daur ulang dengan PT Mahkota Giovey Abadi.
Penandatanganan kerja sama dilakukan di Kantor Cabang PT Angkasa Pura I Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang pada Rabu, (24/1).
BACA JUGA: Kemenkominfo Ajak ASN dan Pekerja Perangi Narkoba
Kerja sama ini dilakukan dalam pengelolaan lanjutan sebagai upaya meminimalkan sampah yang dihasilkan dari operasional Bandara, khususnya sampah Anorganik.
General Manager Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang, Fajar Purwawidada menuturkan kerja sama ini dilakukan sebagai salah satu upaya bandara dalam berkontribusi pada kelestarian lingkungan.
BACA JUGA: AP I Lakukan Transformasi, Peringkat Kredit dari Fitch Ratings Naik
"Saat ini bandara sudah melakukan pengelolaan sampah dengan pemilahan sampah yang secara langsung dapat mengurangi volume sampah residu yang akan di buang ke TPA,” ujar Fajar.
Menurut Fajar, saat ini sangat diperlukan penanganan serius terhadap permasalahan sampah agar tidak berdampak buruk pada lingkungan.
BACA JUGA: Kemenhub Terus Optimalkan Pendidikan Vokasi BPSDMP
"Harapan kedepannya kerja sama dengan PT. Mahkota Giovey Abadi ini dapat mengedukasi dan mengajak masyarakat untuk mengelola sampah dengan baik dengan memilah sampah organik sebagai pakan Maggot, dan Anorganik untuk dilakukan pengelolaan lanjut sehingga bisa menghasilkan nilai ekonomis dan mengurangi sampah yang dikirim ke Tempat Pembuangan Sampah akhir TPA," seru Fajar.
Hilary Ignatius Kenneth, Direktur Utama PT Mahkota Giovey Abadi mengatakan kerja sama dengan Manajemen Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang merupakan bagian dari upaya untuk memenuhi kebutuhan supply chain perusahaan.
"Selain mengamankan supply chain, kami secara konsisten melakukan edukasi ke masyarakat terkait pengelolaan sampah plastik yang baik. Penerapan ekonomi sirkular tidak dapat dilakukan sendirian. Kami memerlukan dukungan banyak pemangku kepentingan," kata Kenneth.
Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang saat ini sudah melakukan pengelolaan sampah dengan nilai residu buangan 50 %, serta menerapkan pengelolaan sampah dengan budaya Magot sebagai pengurai sampah organik.
Sedangkan sampah anorganik yang mempunyai nilai ekonomis dijual, yang hasilnya dipakai untuk pembiayaan operasional TPS di Bandara.
Selain concern dengan pengelolaan sampah organik dan anorganik, Bandara Internasional Jenderal Ahmad Yani Semarang juga telah menerapkan konsep Eco Airport dan Green Airport dengan pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pengunaan lampu hemat energi, pengelolaan sampah dan limbah serta melakukan penghijauan penanaman 1.000 pohon di sekitar Bandara.(chi/jpnn)
Redaktur & Reporter : Yessy Artada