Menunggu Dahlan Iskan di Atas 40 Persen

Untuk Diperjuangkan Jadi Capres

Kamis, 02 Mei 2013 – 06:02 WIB
JAKARTA – Dahlan Iskan dan Prabowo Subianto rupanya mendapat tempat di hati mahasiswa, khususnya yang tergabung Gerakan Mahasiswa Indonesia (Gema Indonesia).  Mereka pun  akan matian-matian mendukung Dahlan atau Prabowo jika elektabilitasnya sudah di atas 40 persen.

Dukungan terhadap Dahlan Iskan dan Prabowo Subianto itu disampaikan Ketua Umum Gema Indonesia Indrayadi dalam deklarasi di Gedung  Joeang 45 Cikini Jakarta Pusat, kemarin (1/5). Pada kesempatan itu, Gema Indonesia mengeluarkan manifesto  untuk reformasi jilid II dengan kepemimpinan bertipe  Dahlan Iskand atau Prabowo Subianto.

”Dalam deklarasi kami hari ini, kami menyampaikan manifesto Gema Indonesia. Di dalam salah satu butir manifesto itu kami mensyaratkan pemimpin nasional ke depan harus memiliki kepribadian dan budaya sesuai jati diri bangsa, anti korupsi, punya sifat adil, tegas, berani dan transformatif,” katanya dalam pidato deklarasinya, Rabu (1/5).

Indrayadi  yang didampingi Sekjen Gema Indonesia Firman Tri Andika juga mengatakan, dalam manifesto itu Gema Indonesia mengutamakan kedaulatan dan dan harga diri bangsa. Sesuai manifesto, pemimpin nasional ke depan haruslah yang punya tekad mewujudkan cita-cita proklamasi, dan membebaskan negara dari cengkeraman neo liberalisme, kapitalisme, dan menjunjung tinggi supremasi hukum.

Namun demikian, Gema Indonesia masih menunggu hingga kedua nama itu dapat mencapai elektabilitas di atas 40 persen di antara 20 tokoh nasional yang masuk  dalam bursa capres  2014.  Gema Indonesia masih menunggu hasil survei nasional secara merata hingga enam bulan ke depan.

“Kalau kedua nama tadi (Dahlan dan Prabowo) elektabilitasnya mencapai 40 persen ke atas, kami seluruh kader di seluruh Indonesia akan bergerak sekuat tenaga mendorong parpol-parpol untuk mengusung kedua nama tadi sebagai capres. Karena elektabilitas yang sudah di atas 40 berarti selain memenuhi kriteria manifesto Gema Indonesia, juga diinginkan rakyat,” urai Indrayadi dengan tegas.

Dijelaskan, Gema Indonesia adalah organisasi independen dan non partisan, juga tidak berafiliasi ke aliran politik mana pun. ”Deklarasi GMI menjawab kegelisahan kami sebagai mahasiswa melihat tidak responsifnya para mahasiswa terhadap penderitaan rakyat,” katanya.

Gema Indonesia, kata Indrayadi, akan membuktikan kalau tidak semua mahasiswa berunjuk rasa karena pesanan pihak tertentu. “Kami akan mengembalikan semangat mahasiswa era 1998 dan mencita-citakan reformasi jilid II,” papar mahasiswa Universitas Andalas Padang ini.

Dia juga menegaskan, berbagai ketimpangan dan distorsi di era reformasi ini harus diakhiri. ”Mahasiswa Indonesia harus bangkit dan membangun kembali jati dirinya sebagai agen perubahan untuk meluruskan perjalanan reformasi,” tegasnya.

Gema Indonesia adalah gerakan mahasiswa yang didirikan untuk ikut menjawab persoalan bangsa. Gema Indonesia sudah mendirikan pada 18 dewan pengurus wilayah (DPW) di 18 provinsi di Indonesia, dimana seluruh pengurus dan kadernya adalah murni para mahasiswa.

Menurut Indrayana, DPP masih terus bekerja hingga enam bulan ke depan untuk membentuk DPW di 16 propinsi lain sekaligus konsolidasi intensif di seluruh Indonesia.

“Selanjutnya bulan November 2013 kami menggelar Kongres I Gema Indonesia sekaligus mengumumkan siapa pemimpinan nasional sesuai manifesto GMI dan kemauan rakyat,” pungkasnya. (ind)

BACA ARTIKEL LAINNYA... Ajak Dai Ikut Berantas Narkoba

Redaktur : Tim Redaksi

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler