jpnn.com, BOGOR - Kepala BNPB Doni Monardo menyatakan, tiga penyebab terjadinya longsor di Sukajaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat hasil penelitian bersama Badan Geologi, Badan Informasi Geospasial (BIG), dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).
"Persoalannya adalah yang berhubungan dengan masalah tambang, kedua ilegal loging, kemudian alih fungsi yang disebabkan untuk perkebunan pertanian juga permukiman," ujar Doni Monardo usai meninjau lokasi bencana di Kabupaten Bogor dari helikopter bersama Bupati Bogor Ade Yasin, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono, serta Ditjen KLHK, Sabtu (18/1).
BACA JUGA: TNI Ambil Alih Komando Penanganan Bencana di Sukajaya Bogor
Menurutnya, dari ketinggian nampak ratusan bangunan tenda yang bekas digunakan penambang liar atau gurandil di hulu Gunung Halimun.
"Harus kami katakan apa adanya, di bagian hulu, terutama di kawasan Gunung Halimun itu ditemukan ada ratusan bangunan-bangunan tenda yang semula digunakan oleh gurandil. Ini tentunya, tidak bisa dibiarkan," bebernya.
BACA JUGA: 14 Hari Terkubur, Jasad Santri Korban Banjir di Jasinga Ditemukan
Sementara itu, Wakapolri Komjen Pol Gatot Eddy Pramono mengatakan bahwa Kepolisian siap menindak tegas para gurandil dan pelaku ilegal loging, sesuai yang sudah diintruksikan oleh Kapolri Jenderal Idahm Aziz.
"Akan ditindak secara tegas baik tambang liar maupun ilegal logging. Ini sudah arahan dan perintah dari Bapak Kapolri, dan juga menjadi arahan dari Bapak Presiden kepada kita semua," kata Gatot.
BACA JUGA: KKB Kembali Berulah, Kendaraan Agar Gunakan Antipeluru
Bupati Bogor Ade Yasin mengatakan bahwa sudah menyerahkan masalah sanksi hukum para pelaku perusak lingkungan di Kabupaten Bogor kepada institusi yang berwenang.
"Untuk yang lainnya seperti persoalan hukum, kami serahkan kepada beliau-beliau di atas menindaklanjuti penyebab dari kejadian longsor dan banjir ini. Saya berharap dituntaskan," tuturnya.
Ia mengaku kaget ketika mengetahui banyaknya jejak gurandil di hulu Gunung Halimun. Menurutnya, baik tambang ilegal ataupun legal tetap harus diawasi secara bersama-sama.
"Cukup banyak, saya kaget juga, ada ratusan yang legal dan ilegal. Tapi yang legal pun harus dipantau juga. Yang jelas ini harus dituntaskan," katanya. (antara/jpnn)
Redaktur & Reporter : Rah Mahatma Sakti