Menurut Chandra Wijaya, Tantangan BPK Sangat Besar

Rabu, 11 September 2019 – 05:59 WIB
Kantor Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) di Jalan Gatot Subroto, Jakarta. Foto: dokumen JPNN.Com

jpnn.com, JAKARTA - Prof. Dr. Chandra Wijaya, M.Si, MM merupakan akademisi dari Universitas Indonesia yang menjadi calon anggota Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Periode 2019-2024.

Dalam uji kepatutan dan kelayakan yang dilakukan Komisi XI DPR RI, penekanan yang disampaikan oleh guru gesar Ilmu Administrasi ini adalah menjadikan BPK sebagai pendorong pengelolaan keuangan negara agar meningkatkan kesejahteraan rakyat.

BACA JUGA: FSP BUMN: Langkah Komisi XI Menguji Calon Anggota BPK Sudah Tepat

Dalam makalahnya yang berjudul “Transformasi Organisasi BPK RI Dalam Rangka Peningkatan Peran Strategis BPK RI untuk Kesejahteraan Rakyat," Chandra menekankan tantangan BPK sangat besar yakni memastikan hasil pemeriksaan yang dilakukan berkualitas dan bermanfaat, mencegah terjadinya korupsi di kalangan birokrat.

Selain itu juga penyelesaian tunggakan tindak lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan (TLRHP) BPK sampai 2018 sebesar Rp 131,61 triliun dari 126.548 temuan. Selain itu, upaya pengembalian kerugian negara dari tahun 2005–2018 yang tersisa Rp 1,62 triliun.
Jika dirinya terpilih, mantan Ketua Program Pascasarjana UI inimengusulkan strategi transformasi organisasi BPK sebagai solusi dari tantangan dan harapan masyarakat tersebut. Strategi transformasi dilakukan dengan melakukan penguatan visi misi dan tujuan organisasi, mindsetting pada setiap lapisan, penataan dan penguatan organisasi, peningkatan kapasitas organisasi dan kapabilitas SDM, menyusun tata kelola yang baik, melakukan audit yang terintegrasi.

BACA JUGA: DPD RI Minta Ketegasan DPR Terkait Calon Anggota BPK

Dengan cara fokus pada hasil audit tidak hanya laporan keuangan tetapi juga audit tematik yang mencakup audit kinerja dan audit dengan tujuan tertentu.

"Untuk mencapai audit yang terintegrasi tersebut, bisa dilakukan dengan pemanfaatan IT, big data dan data analytics," kata Chandra dalam keterangannya, Selasa (10/9).

Chandra juga menjanjikan akan lebih meningkatkan komunikasi antara BPK dengan Lembaga Perwakilan (baik DPR, DPD dan DPRD) melalui rapat konsultasi yang lebih intens dan membuat dashboard hasil pemeriksaan dan TLRHP sehingga dapat terpantau secara realtime baik ditingkat pusat maupun daerah oleh Lembaga Perwakilan & Pemerintah.

Hal menarik lainnya yang diusulkan oleh Chandra adalah BPK tidak perlu lagi memberikan opini kepada Laporan Keuangan Kementerian/Lembaga karena tidak bersifat mandatory di dalam Undang-Undang yang ada.

Jadi opini hanya diberikan pada Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (RI) dan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah saja. Selain itu Chandra juga berjanji akan lebih memberdayakan Kantor Akuntan Publik untuk melakukan audit untuk dan atas nama BPK.

Dengan melakukan transformasi organisasi tersebut, dosen UI ini sangat yakin BPK akan menjadi Lembaga yang bebas, mandiri dan professional sehingga mendorong pengelolaan keuangan negara agar sesuai dengan tujuan bernegara dan pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan rakyat. (esy/jpnn)

 


Redaktur & Reporter : Mesya Mohamad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler