Menurut Dokter Meta, Inilah Cara Tingkatkan Imunitas di Tengah Pandemi Covid-19

Minggu, 18 Juli 2021 – 01:15 WIB
Webinar nasional yang diselenggarakan PP Muslimat NU bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) pada Jumat (16/7). Foto: Dok Pri Muslimat NU

jpnn.com, JAKARTA - Di tengah upaya mengejar target penurunan stunting hingga 14 persen pada tahun 2024, pemerintah justru menghadapi tantangan baru, pandemi yang tak kunjung berakhir.

Belum lagi, angka kematian anak akibat Covid-19 di Indonesia sempat menjadi yang paling tinggi di dunia. Penyebabnya adalah selain riwayat komorbid pada anak, kecukupan asupan gizi anak juga turut mempengaruhi.

BACA JUGA: Dua Penganiaya Polisi Ini Tak Berkutik saat Dijemput Petugas, Lihat Tampangnya

Dalam webinar nasional yang diselenggarakan PP Muslimat NU bersama Yayasan Abhipraya Insan Cendekia Indonesia (YAICI) Jumat (16/7).

Anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dr. Meta Herdiana Hanindita SpA(K) mengatakan berdasarkan data per 14 Juli 2021, dari semua kelompok umur, anak-anak menempati 13 persen penderita covid 19, 1,1 persen di antaranya meninggal.

BACA JUGA: Dokter Ratna Mengaku Dijanjikan Jabatan Direktur Rumah Sakit, Ternyata Cuma Modus

“Yang utama saat ini adalah menjaga imunitas dan daya tahan tubuh anak. Jangan sampai anak menjadi malnutrisi. Kesalahan yang sering terjadi adalah orang tua beranggapan malnutrisi adalah kurang gizi, padahal overweight dan obesitas juga termasuk malnutrisi. Karena itu kecukupan gizi anak saat ini menjadi penting,” jelas Meta.

Dijelaskan Meta, pada dasarnya tidak ada perbedaan kebutuhan gizi anak di masa pandemi maupun di luar masa pandemi. Sebab nutrisi di awal kehidupan sangat mempengaruhi masa depan anak.

“Hasil penelitian anak-anak yang mallnutrisi akan menjadi pekerja kasar, sementara anak dengan cukup gizi akan menjadi pekerja kerah putih. Karena itu kesalahan asupan gizi pada anak harus diperhatikan sedini mungkin. Misalnya, anak yang sudah terlanjur mengonsumsi kental manis, harus segera di ganti susunya.”

“Susu kental manis ini sebetulnya kandungan nutrisinya tidak disesuaikan dengan kebutuhan bayi atau anak, jadi harus segera ganti dengan susu yang kandungan protein tinggi, kandungan gula rendah dan memang susu yang dibutuhkan sesuai dengan tahapan perkembangan anak,” pungkas Meta.

Dalam kesempatan yang sama, artis peran Zaskia Adya Mecca juga berbagi cerita mengenai cara memenuhi asupan gizi keluarganya.

Ia mengakui bahwa saat kecil rutin mengonsumsi susu kental manis.

“Jaman dahulu informasi itu susah, jadi kita suka dengan kental manis. Tetapi sekarang saat usia saya 33 tahun, saya baru merasakan efeknya, seperti gula darah, kolesterol, inilah efek dari apa yang saya konsumsi sewaktu kecil,” jelas istri dari Hanung Bramantyo ini.

Oleh karena itu, saat menjadi ibu, selain menyiapkan mental, Zaskia juga membekali dirinya dengan pengetahuan terutama makanan yang mengandung gizi yang dibutuhkan anak.

“Saya tidak ingin anak-anak kelak merasakan apa yang saya rasakan saat ini,” jelas Zaskia.

Karena itu, pada saat dua anaknya terkena Covid 19 beberapa waktu lalu, Zaskia mengaku tidak begitu kesulitan menangani asupan makan anaknya.

“Pastinya anak-anak saat sakit nafsu makannya berkurang, karena itu saya mensiasati dengan membiarkan mereka memilih menu namun tetap dalam koridor makanan bergizi dan rendah gula garam lemak,” papar Zaskia.(dkk/jpnn)

Jangan Sampai Ketinggalan Video Pilihan Redaksi ini:


Redaktur & Reporter : Muhammad Amjad

Silakan baca konten menarik lainnya dari JPNN.com di Google News

Terpopuler